Sunday 13 May 2012

SILAHISABUNGAN

SILAHISISABUNGAN (Karya Bapa saya di Serang-Banten)
By Mariia Goretty AH Sihaloho
in PUNGUAN POMPARAN NI RAJA SILAHISABUNGAN

KATA PENGANTAR
 Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan, yang mana saya mencobamenggoreskan pena saya tentang Sekapur Sirih Silahisabungan. Sayamenggoreskan pena ini adalah karena atas perintah ketua umumSilalahisabungan Se Banten Barat St. R Silalahi/BrNainggolan periode2011-2014.Tulisan ini merupakan suatu metode sarana menghimpun dan menyatakan pendapat dan presepsi keturunan Raja Silahisabungan dimanapun berada dantinggal. Pepatah mengatakan tak ada gading yang retak, artinya kitaPomparan Silahisabungan adalah keturunan dan darah Silahisabungan.Marilah kita bersatu untuk bersama dan sebaliknya bersama untuk bersatu. Berlomba-lomba mendayung sampan ke pantai. Akan tetapi kitaPomparan Raja Silahisabungan mari maju dan pantang mundur menggapaicita-cita anak kita untuk kemudian hari.

Horas tondi madingin, pir tondi matogu

Horas ma hita Pomparan Raja Silahisabungan

Amanta debatama namamasu-masu

Manang didia pe hita maringanan.

Serang,   November 2011
Hormat Kami,




Barani Sihaloho, SH (A.    Hanri Surya Sihaloho)

SEKAPUR SIRIH SILAHISABUNGAN

Siraja Batak anaknya 2, yaitu:
- Guru tatea bulan
- Raja isumbaon
Guru tatea bulan anaknya:
-   Tuan sariburaja
-   Biding laut
-   Limbong mulana
-   Siboru pareme
-   Sagala raja
-  Silau raja
-  Nantinjo
Raja isumbaon anaknya:
-  Tuan sorimangaraja
Tuan sorimangaraja anaknya:
-  Datu parngongo
- Datu pinjil
- Tuan sorbanibanua
Datu parngongo anaknya:
- Siambaton / suliraja
Datu pinjil anaknya:
 - Narasaon
Tuan sorbanibanua anaknya:
-  Sibagot nipohan
-  Sipaet tua
-  Silahisabungan
-  Siraja oloan
- Raja hutalima
- Raja sobu
- Raja sumba
- Naipaspas
Silahisabungan anaknya:
 -   Loho raja
 -   Tungkir raja
 -   Sondi raja
 -   Butar raja
 -   Dabariba raja
 -   Debang raja
 -   Batu raja
 -   Tambun raja
Silahisabungan dari tarombo siraja batak yaitu generasi (sundut) palimahon. Loho raja, Tungkir raja, Sondi raja, Butar raja. Dabariba raja, Debang raja, Pintu raja, dan Tambun raja adalah generasi ke-6.
SABUNGAN
Silalahi didongkon do sabungan. Sabungan lapatan na keahlian na soadong di angka marga-marga na lain di tingki jaman i. Sabungan artina :
1.      Sabungan dipangkataion
2.      Sabungan diparbinotoan
3.      Sabungan dipambahenon/pangaradotion
Alani i didongkon ma silahisabungan. Silahisabungan ima jolma nabisuk jala napistar. Habisukan dohot hapistaronna na nipatarida: partano na bidang, taona, hamaloan dohot adat/budayana. Budayana ima: Tano Silalahi, Gondang Silalahi, Ulos Silalahi, Adat dohot uhum na.
PERJALANAN SILAHISABUNGAN
Pada zaman dahulu dipihak Tuan Sarba Dibanua terjadi suatu peristiwa yang sangat penting dan tidak dapat dilupakan, yaitu Sibagot nipohan.
Zaman Sibagot nipohan terjadi musim kemarau ±7 tahun. Pada waktu itu tanah kering, rumput-rumput tidak tumbuh, debet mata air semakin menurun, dan bahkan mata air mati.
Akibat musim kemarau ±7 tahun bahwa hidup manusia dan hewan terancam dan sangat meresahkan. Karena peristiwa tersebut, timbul dan tumbuh kesadaran di Sibagot nipohan dan bertanya-tanya dalam dirinya. Kenapa peristiwa ini terjadi pada kami. Dengan demikian timbul dalam hati Sibagot nipohan berusaha untuk mencari jalan keluar agar musim kemarau ±7 tahun jangan berlarut-larut (berkepanjangan). Sibagot nipohan pergi ke salah seorang yaitu orang pintar (datu) untuk menanyakan peristiwa tersebut.
Orang pintar (datu) mengatakan kepada Sibagot nipohan, dimana Tuhan Allah kita bermurung hati kepada kita. Dan oleh karena itu perlu kita menyembah dan menyesali diri kepada Tuhan Allah kita.
Pada zaman dahulu cara untuk menyembah kepada Tuhan Allah kita dengan adat dan tradisi misalnya musik batak (Gondang Bolon) dan karena itu Sibagot nipohan memanggil adiknya itu Sipaet tua, Silahisabungan, Raja oloan, dan disuruh ke hutan untuk mencari pohon, dan pohon ini  tumbang mengarah kampung mereka. Pohon yang dimaksudkan dan dibawa kekampung, agar pohon tersebut dibuat tambatan (borotan) seekor hewan yang menjadi kurban persembahan.
Sipaet tua, Silahisabungan, Rajaoloan telah berhari-hari dihutan dan tidak menemukan pohon yang ditebang mengarah kekampungnya. Setelah beberapa hari ternyata pohon tersebut didapatkan dan dibawa kekampung. Sesampainya mereka di gerbang kampung
ternyata mereka melihat bahwa pesta telah selesai, akhirnya timbul marah bagi bertiga terhadap Sibagot nipohan.
Mereka tidak mau lagi bersatu tinggal dikampung tersebut, dan pergi menelusuri pinggiran (pantai) danau toba. Ternyata mereka istirahat di samosir yaitu Pangururan. Di  Pangururan mereka menoleh kekampung halamannya ternyata terlihat oleh mereka asap api Sibagot nipohan.
Dengan demikian mereka sepakat akan pergi dan berangkat dari pangururan dan berpisah satu sama lain. Raja silahisabungan menelusuri pantai Danau Toba dan sampai di Silalahi nabolak.
KEAHLIAN SILAHISABUNGAN
Silahisabungan menelusuri tepi Danau Toba berhari-hari. Dengan perjalanan yang sangat melelahkan dirinya dan capek, maka Silahisabungan beristirahat dan menyandar ke sebatang pohon dan berteduh, ternyata ketiduran.
Diwaktu ketiduran tersebut, silahisabungan bermimpi ada orang memberikan kepadanya suatu kotak (tembaga). Tembaga ini berisikan ilmu dan kepintaran yang dapat didayagunakan olehnya. Selain tembaga juga diberikan gotong (digunakan dikepala dan melilit semua bagian badannya) pada waktu bermimpi, turun hujan begitu lebat dan petir.
Sadar dari mimpi, dan mengingati apa mimpinya tadi, dan badannya sudah basah kuyub. Dengan demikian Silahisabungan melanjutkan perjalanannya menelusuri tepi (pantai) Danau Toba bagian barat danm mengarah ke utara.
SILALAHI NABOLAK
Setelah berhari-hari berjalan menuju arah utara, sampai disuatu tempat dan melihat ke arah selatan bahwa tidak melihat kampung halamannya lagi dan perasaanya nyaman dan tenang. Melihat kondisi dan situasi dan geografis lingkungan bahwa silahisabungan menetapkan diri tinggal di tempat tanah yang dipijak dan langit yang di junjung. Silahisabungan nyaman dan tenang di tempat yang ditempati berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun.
Suatu ketika Raja pakpak berburu ke tempat yang ditempati oleh Silahisa bungan dan ternyata kaget Raja pakpak melihat orang ada yang tinggal di tempat tersebut. Dalam hati Raja pakpak, Siapa dia ada orangtinggal ditempat ini, dan dari mana dia bisa tinggal ditempat ini, sedangkan lingkungan sekitar ini adalah kawasan kerajaanku, ada orang tanpa saya ketahui memasuki daerahku tanpa permisi/ijin dari saya. Akhirnya Raja pakpak mendekati Silahisabungan dan bertanya siapa engkau dan darimana engkau bisa disini. Silahisabungan menyatakan saya adalah silalahi, saya tinggal disini karena tanahku yang kududuki dan airku yang kuminum. Hati dan perasaan Raja pakpak semakin membara dan amarahnya semakin naik (sewaktu Silahisabungan berangkat dari kampung halamannya, Silahisabungan membawa segenggam tanah dan air satu guci kecil).
Raja pakpak mengatakan kalau memang benar seperti engkau katakan alangkah baiknya kita adu menembak, bila benar yang dinyatakan bahwa engkau takkan bisa kena peluruku ini. Silahisabungan menyambut dengan senang hati dan sambil mengatakan bila saya tidak kena pelurumu, saya akan menembakmu dengan pelurumu.
Dengan kata sepakat, maka Raja pakpak menembak Silahisabungan dan Silahisabungan tidak kena.
Silahisabungan mengatakan sekarang giliran saya untuk menembak raja. Raja menjawab sekarang begini silalahi, masalah tembak menembak tidak perlu kita teruskan lagi sebab apa yang dikatakan oleh silalahi adalah benar. Sekarang beginilah silalahi ini adalah tanahmu dan sampai sejauh mana batasan tanah silalahi.
Kalau demikian Raja baiklah dimana ada suara dentuman atau letusan suara dari itulah batasan tanahku. Raja pakpak menyambut dengan baik. Ia Raja, dan silahisabungan menyusun strateginya yaitu memotong bambu muda, dan bambu ini diatur dan ditempatkan sesuai dengan kehendaknya.
Setelah dibuatkan sedemikian rupa posisi bambu muda, dan dikatakan kepada Raja bila ada suara letusan itulah batas tanahku. Sekarangdengarkanlah Raja, lalu Silahisabungan membakar dan api menyala dengan semarak dan bambu yang dibakar oleh api tersebut bunyi dan meletup.
Dengan mendengarkan suara-suara bambu yang bunyi, Raja pakpak mengakui batas-batas tanah Silalahi sedemikian luas dan merupakan suatu panorama yang indah.
SIAPA ISTRI SILAHISABUNGAN
Raja pakpak datang menemui silalahi setelah beberapa hari kemudian dan bertanya kepada silalahi apakah sudah punya istri, Silalahi menjawab saya belum mempunyai
istri, sebab saya belum pernah bertemu dengan seorang perempuan.
 Raja pakpak mengatakan bagaimana kalau saya kenalkan dengan perempuan dari kampung saya. Silalahi menjawab baik raja. Raja pakpak mengingat dan mendengar lantunan jawaban silalahi  ramah dan sopan, maka Raja pakpak merasa iba dan merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan.
Setelah Raja pakpak dan silalahi memperbincangkan hal istri silalahi, Raja pakpak menjanjikan dan dijemput oleh silalahi di suatu tempat yang ditentukan oleh Raja pakpak dan tempat tersebut dibelah oleh sungai.
Raja pakpak pulang kekampung yaitu kampung Balna. Dan lalu, membawa perempuan 7 orang sambil menelusuri hutan yang lebat. Silalahi telah menunggu ditempat yang ditentukan oleh Raja pakpak dan wanita menyebrangi sungai dan waktum eny ebrangi sungai dari nomor 1 – 6 mengangkat pakaiannya pada waktumenyebrangi sungai dan yang ke tujuh membiarkan pakaiannya basah.
Silalahi disebrang sungai menunggu dan melihat wanita berjalan menyebrangi sungai, silalahi mengamati dan menyatakan dalam hatinya bahwa wanita yang akan jadi istrinya yaitu wanita yang ketujuh (terakhir), wanita yang pertama sampai keenam menurut pirasat silalahi adalah wanita siluman.
Akhirnya silalahi menyampaikan isi hatinya kepada Raja pakpak, dan Raja pakpak mengatakan kenapa tidak pertama atau kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam, sebab mereka adalah wanita-wanita yang cantik. Jawab silalahi mengatakan bukan masalah cantiknya Raja, tetapi yang kupilih adalah kepolosan pribadinya dan kesopanannya. Istrinya dinamai Sipinggan Matio
SIAPAKAH KETURUNAN SILALAHI
Silalahi menikah dengan wanita ketujuh. Perkawinan Silalahi dengan isterinya yang disebut Br Padang Batangharii mempunyai anak lelaki tujuh dan putri satu yaitu Deangnamora. Adapun anaknya yang tujuh itu,yaitu:
-   Loho raja
-   Tungkir raja
-  Sondi raja
-  Bariba raja
-  Butar raja
-  Debang raja
-  Batu raja
Semua anaknya itu diberi nama yang mempunyai arti dan peristiwa yang tidak bisa dilupakan. Deangnamora menurut firasat adalah adik dari Butar raja.
SIBORU NAILING (BORU NAIRASAON)
Siboru Nailing telah bertahun-tahun sakit, dan orang-orang pintar tidak dapat mengobati, tetapi tidak tahu darimana diketahui dan memanggil Silahisabungan untuk mengobati.
Silahisabungan datang dan sampai di Sibisa kampung halaman Nairasaon. Nairasaon bertutur kata dengan silahisabungan, dan menyatakan tolonglah obati putri saya ini, dan sudah banyak saya panggil orang pintar, tetapi nputri saya ini belum sembuh-sembuh.
Dengan tutur bahasa nairasaon dengan silahisabungan, kata silahisabungan apabila putri tuan sembuh apa upah saya? Apabila putri saya bisa sembuh, apa permintaanmu saya kabulkan.
Setelah pembicaraan tersebut silahisabungan langsung berusaha mengobatinya. Dengan proses pengobatan tersebut, ternyata siboru nailing sembuh dari penyakitnya.
siboru nailing sembuh dari penyakitnya, silahisabungan bertutur kata dengan nairasaon tentang upah yang dikatakan oleh silahisabungan, dan nairasaon mengatakannya kepada silahisabungan, tetapi silahisabungan mengatakan yaitu yang saya obati itulah untuk saya sebagai upahnya
Tidak panjang lebar nairasaon mangabulkan permintaan silahisabungan Silahisabungan sempat tinggal di sibisa bersama siboru nailing.
Kebersamaan silahisabungan dengan siboru nailing menjadi suami isteri, maka lahirlah salah seorang bayi dan bayi tersebut belum diberi nama.
Setelah diketahui oleh orang dan khususnya tunangan siboru nailing dan bermaksud agar siboru nailing kembali kepada tunangannya. Sehubungan dengan tuntutan tunangan siboru nailing, lalu silahisabungan datang, dan menyampaikan kepada orang  saya, saya bawa ke silalahi nabolak.
Atas pembicaraan tersebut, nairasaon mengabulkan permintaan silahisabungan dan dibawa ke silalahi nabolak. Silahisabungan sampai di silalahi nabolak , anak tersebut
dimasukkan dalam sebuah kantongan (hadang-hadangan) dan ditaruh disuatu
tempat tertentu. Setiap makan silahisabungan selalu memisahkan sebagian besar nasinya. Hal ini selalu diperhatikan ibu batang hari dan betanya-tanya dalam hati. Ada apa ini dengan perbuatan bapak, aneh selalu memisahkan sebagian nasinya. Batang hari tidak tertahan dan tersimpannya untuk mendiamkan prilaku silahisabungan.
Akhirnya boru batang hari menyapa silahisabungan, itu nasi buat apa bapak, saya perhatikan setiap kita makan pasti menyisakan/menyisikannasinya. Silahisabungan menjawab tidak untuk siapa-siapa hanya untuk nasi kadang-kadangan itu. Batang hari melihat dan memeriksa kadang-kadangan (kantongan) ternyata seorang bayi. Bayinya, kenapa bapa rahasiakan.
Itukan keuntungan (manambuni do), maka disebutlah bayi itu tambun, dan diurus-urus dan disusuinya.
Beberapa tahun kemudian, tambun selalu bertanya dan penasaran siapakah saya dan siapa ibuku, ini dikarenakan perasaan tambun sering tersinggung oleh abang-abangnya.
Akhirnya tambun bertanya kepada bapaknya (silahisabungan) siapa saya ini dan siapa ibu saya?
Hal ini tidak dapat lagi ditutup-tutupi oleh silahisabungan, dan  tambun dibawa ke sibisa. Silahisabungan menyamatkan cincin ditangan tambun dan mengatakan bahwa itu ibumu yang bertenun, tambun lari kesana dan bilang suilaho-loho langsung mengganggu tenunnya.
Perbuatan tambun berulang-ulang kali dan menjadi jengkel perasaan siboru nailing dan bertanya dalam hati siapakah anak ini. Tambun mengganggu ibu yang sedang menenun dan terlihat olehnya ada cincin di jari tambun. Siboru nailing bertanya dalam hati seperti cincin saya?
Siboru Nailing menangkap sitambun dan ditanya siapa kau sebenarnya, dan dijawab oleh tambun, saya anak silahisabungan yang pernah mengobati perempuan dari kampung ini.
Siboru nailing berpikir.... ini anak saya, saya yang pernah diobati oleh silahisabungan. Dan tambun dari saat itu tinggal di sibisa dan silahisabungan pulang kembali ke silalahi nabolak.
SILAHI RAJA (SILALAHI RAJA)
Kita berterima kasih kepada Tuhan dimana Raja Silahisabungan banyak pomparannya. Silalahi raja adalah keturunan silahisabungan.
Menurut torombo batak, bahwa silahisabungan adalah generasi kelima. Naiambaton/Suli raja adalah generasi kelima. Naiambaton anaknya yaitu simbolon tua, Saragih tua,
Munte tua, Tamba tua. Simbolon tua adalah generasi keenam. Putri dari simbolon yang dinikahi oleh pomparan/keturunan silahisabungan. Dalam adat batak, belum ada rasanya bahwa nama bapak langsung nama anaknya, kecuali cucunya di perbolehkan membawa nama kakeknya.
Menurut rikayat silahisabungan sebagaimana diceritakan pada halaman depan yaitu Peristiwa sibagot nipohan. Sibagot nipohan mempunyai keturunan diantaranya Tuan siubil. Pada zaman tuan siubil terjadi lagi peristiwa seperti zaman sibagot nipohan.
Tuan siubil mengutus suruhannya menemui silahisabungan di silalahi nabolak. Sampai utusan tuan siubil dan ditanyakan atas kedatangannya, lalu menceritakan peristiwa yang terjadi di Baige. Raja silahisabungan mengatakan tolonglah temui saudara saya siraja oloan. Raja oloanlah kesana. Maksud silahisabungan karena perih perasaannya tentang peristiwa dengan abang mereka yaitu sibagot nipohan.
Utusan tuan siubil pulang dan kembali ke balige. Sesampainya utusannya di balige dan ditanya bagaimana jawaban silahisabungan. Jawabannya kita disarankan untuk menjemput siraja oloan. Akan tetapi menurut tuan siubil yang penting yaitu silahisabungan dan di utus lagi pergi ke silalahi nabolak. Utusannya sampai di silalahi
nabolak dan dilihat oleh deangnamora, lalu ditanya atas kedatangannya, utusan tersebut menyatakan apa visi dan misi oleh tuan siubil. Deangnamora mengatakan sudahlah saudara saya yang ditempat gembalaan itulah bawa. Utusan tuan sihubil mengambil orang ditempat gembalaan iu, dan dibawa 3 (tiga) orang dan naik sampan, dan sampai di Pangururan mau menyebrangi tano ponggal, dari 3 orang itu 2 orang melompat dan melarikan diri, utusan tuan siubil tinggal 1 oranglah dibawa ke balige. Sampai di balige, tuan siubil sudah menunggu-nunggu dan dilihatnya bahwa utusan
membawa orang dari silalahi nabolak. Sampai dan tiba di balige langsung turunlah hujan di balige. dengan demikian bahwa tanah balige dicurahi oleh hujan, tumbuh-tumbuhan, rumput-rumput, pohon-pohon dapat tumbuh dan segar.
Dari saat itulah tinggallah silalahi di balige yaitu raja parmahan. Dan sebab itulah tuan siubil mengatakan kepada keturunannya bahwa silalahi adalah adik kita dan saudara kita. Raja parmahan tinggallah di balige dan diberi tanah oleh tuan siubil kepada keturunannya bahwa silalahi adalah adik kita dan saudara kita. Maka dibuatlah janji  (padan) bahwa tampubolon bersaudara dengan keturunan raja parmahan (silalahi) yang di balige. Padan raja parmahan dengan tampubolon menjadi padan pomparan silahisabungan.
Keturunan silahisabungan yang ke 2 orang itu tinggallah di pangururan dan kawin dengan putri simbolon dan yang satu lagi yaitu kawin dengan putri sianturi dari muara. Silalahi yang kawin di pangururan tinggalah di bukit kampung sinabang, sedangkan dengan ptri sianturi tinggal di tolping.