Saturday, 4 June 2011

Nyi Roro Kidul adalah keturunan Si Raja Batak

KEMBALINYA
KANJENG RATU NYI
RORO KIDUL –
BIDING LAUT
Setelah begitu lama
menjadi penguasa
pantai selatan
akhirnya Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul
diketahui dari mana
asal muasalnya.
Ternyata Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul adalah
Biding Laut Putri
Stilting dari Guru
Tatea Bulan/Sibaso
Bolon, hilangnya
Biding Laut begini
ceritanya;
Ketika terjadi skandal
cinta antara Saribu
Raja dengan Boru
Pareme kedua
adeknya Limbong
Mulana dan Sagala
Raja bersekutu untuk
membunuh Saribu
Raja karena dianggap
telah membuat aib
keluarga, kemudian
Lau Raja segera
memberitahukan serta
menyuruh Saribu Raja
agar pergi dari
kampung halamannya.
Mendengar berita dari
adeknya bahwa Saribu
Raja
pergi meninggalkan
kampung halamannya
sedangkan Boru
pareme bersembunyi
ke hutan.
Sebelum berangkat
Saribu Raja berpesan
pada kakaknya Biding
Laut agar menjaga
dan membina adik-
adik mereka semua.
Katanya “seharusnya
saya yang
bertanggung jawab
kak, untuk menjaga
dan membina adek-
adek kita tapi saya
telah gagal dan akan
pergi meninggalkan
kampung halaman
kita. Kakak tidak perlu
mencari saya,
permintaan saya
kakak menjaga,
memelihara,
mengayomi adek-adek
kita serta menjaga
keutuhan nama besar
keluarga kita ”.
Dengan berlinang
airmata Biding Laut
bertanya, adikku
kemana gerangan
kamu pergi? kamu
adikku juga, saya yang
seharusnya menjaga
kamu dari segala
bahaya, apalagi yang
berniat membunuhmu
adalah adik kita, kamu
tidak perlu takut,
tinggallah disini, kita
selesaikan
permasalahanmu
secara kekeluargaan.
Namun tekad dan
pendirian Saribu Raja
sudah bulat untuk
pergi.
Dia berpesan kepada
Biding Laut dia akan
ke Barat dan tidak
perlu mencarinya.
Sebagai anak sulung
Biding Laut berpikir
harus mencari adiknya
dan mempersatukan
kembali adik-adiknya.
Biding Laut bertekad
harus menemukan
Saribu Raja agar
terhindar dari
pembunuhan adiknya.
Biding Laut
mengambil keputusan
berangkat mencari
adiknya Saribu Raja ke
arah Barat.
Pencarianpun mulai
dilakukan Biding Laut
sesuai yang dikatakan
adiknya bahwa dia
berangkat ke arah
Barat. Biding Laut pun
menelusuri jalan
kearah Barat, karena
sangat sayang
terhadap adiknya,
Biding Laut tidak
mengenal siang dan
malam bahkan
terhadap hujan dan
panas serta teriknya
matahari tetap
dilaluluinya. Meski
telah menyusuri
lembah,
menyeberangi sungai,
mendaki gunung
namun Biding Laut
tidak menemukan
adiknya. Dalam
benaknya
dia bertanya apakah
adiknya masih hidup
atau adiknya sengaja
membohingi dirinya
dengan mengatakan
dia pergi ke Barat
padahal ke Timur!
Tanpa sadar Biding
Laut sampai di sebuah
desa ditepi pantai
tempat sandar
nelayan penangkap
ikan, dengan penuh
harapan dia bertanya
pada seorang nelayan
apakah pernah
melihat seorang asing
lewat atau tinggal di
desa itu. Setiap orang
yang ditanya Biding
Laut selalu menjawab
bahwa mereka tidak
pernah ada yang
melihat adiknya.
Dengan perasaan
kesal dan kecewa
memikirkan sang adik
akhirnya Biding Laut
beristirahat ditepi
pantai untuk melepas
rasa penat dan lelah.
Dari pinggir pantai
Biding Laut melihat
sebuah pulau timbul
pikirannya jangan ­
jangan adikku
bersembunyi disana,
lalu dia bertanya
kepada seorang
nelayan, pak nama
pulau itu apa? Sang
nelayan menjawab,
pulau mursala, lalu
Biding Laut meminta
pak nelayan untuk
mengantarnya ke
pulau tersebut.
Setelah sampai
dipulau itu, dia
mencari disetiap
pelosok pulau namun
tidak menemukan
adiknya Saribu Raja,
biding laut berteriak-
teriak memanggil
nama adiknya dipulau
itu namun tidak ada
jawaban.
Sambil merenungkan
kira-kira kemana lagi
dia harus mencari
adiknya, Biding Laut
bersandar pada
sebuah pohon sambil
menikmati sejuknya
anginyang berhembus
membuat rasa kantuk
tidak tertahankan
tanpa sadar dia
tertidur. Tanpa
sepengetahuan Biding
Laut ternyata dari
seberang, ada seorang
pemuda yang
membuntutinya,
pemuda itu kagum
melihat keberanian
Biding Laut dan
kelembutan serta
wajahnya yang cantik.
Timbullah hasrat si
pemuda itu untuk
mendapatkan Biding
Laut. Pemuda itu
menghampiri Biding
Laut yang
tertidur pulas serta
membangunkannya,
pemuda itu
menawarkan jasa
untuk mengantarkan
Biding Laut
keseberang. Sambil
berjalan Biding Laut
bertanya kepada
pemuda itu apakah
pernah bertemu atau
melihat orang asing
karena saya sedang
mencari adik saya
Saribu Raja. Mengapa
kamu mencari orang
yang tidak tahu
dimana dia berada
kepada saya kata
pemuda itu. Saya tidak
pernah melihat
ataupun mendengar
Saribu Raja adikmu
dan kalaupun saya
pernah melihat atau
mendengar saya tidak
akan
memberitahukannya
sebab kamu anggun
dan cantik jadi kamu
lebih pantas menjadi
istri saya, kata
pemuda itu merayu.
Mendengar jawaban
pemuda itu Biding
Laut naik pitam dan
mengusir pemuda itu.
Pemuda itupun pulang
ke desanya dengan
membawa dendam
dihati.
Keesokan harinya
pemuda itu
memberitahukan
kepada temannya
bahwa ia ditantang
dan dipermalukan
oleh seorang gadis
yang cantik dan sakti.
Mendengar
pengaduan pemuda
itu teman-temannya
marah serta mengajak
pemuda itu
menunjukkan dimana
tempatnya dan
berangkatlah mereka
ke pulau mursala.
Tanpa banyak tanya,
anak-anak muda
tersebut mengeroyok
Biding Laut yang
sedang santai
menikmati segarnya
udara pagi. Tangan
dan kakinya diikat,
ditelanjangi lalu
diperkosa secara
bergantian sampai
Biding Laut tidak
sadarkan diri lalu
dibunuh dan
mayatnya dibuang ke
laut. Dia pasrah bahwa
kematian akan datang,
jasadnya boleh mati
tetapi Roh
kesaktiannya harus
tetap hidup, sebab
tugas belum
terlaksana adiknya
Saribu Raja harus
ditemukan dimanapun
dia berada.
Setelah lama mencari
kakaknya yang hilang
akhirnya Nantinjo
mengetahui dimana
keberadaan sang
kakak lalu Nantinjo
mengajak
sorangannya nai Hotni
dan panuturi beserta
rombongan untuk
menemui penguasa
alam gaib ke
pangandaran.
Sesampai
dipangandaran
Nantinjo berbincang-
bincang dengan
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul sebagai
penguasa alam gaib
adapun hasil
perbincangan mereka
( Nan = Nantinjo, Nyi
= Nyi Roro Kidul).
Nan ; Terimakasih
saya ucapkan atas
kesediaanmu
menerima saya
sebagai tamu,
meskipun saya belum
tahu siapa kamu yang
sebenarnya tapi kamu
telah membantu saya
dua kali dalam tugas
saya. Sekarang saya
ingin mengetahui
siapakah kamu
sebenarnya? Siapa
nama saudara kamu
yang hilang?
Nyi ; Terima kasih atas
kujungan kamu, kita
memang sudah dua
kali bertemu dan
dengan ikhlas saya
membantu sesuai
dengan
permintaanmu.
Sayalah penguasa
diseluruh pantai
selatan, nama saya Nyi
Roro Kidul. Kalau
kamu bersedia
membantu saya
mencari dan
mempertemukan
dengan adikku Saribu
Raja, Saya sangat
berterima kasih
katanya sambil
menangis karena
mengingat adiknya
yang belum
ditemukannya.
Nan ; Kalau demikian
kamu adalah kakakku
biding laut yang juga
tidak diketahui
dimana
keberadaannya, hilang
pada saat mencari
abang Saribu Raja,
saya adalah adikmu
nantinjo yang paling
bungsu dari sepuluh
kita bersaudara.
Tolong kamu ingat
dulu barang kali kakak
lupa akan masa kecil
kita, Saribu Raja yang
kakak cari abang saya
juga,
Mendengar
keterangan Nantinjo,
Biding Lautpun
memeluk adiknya
sambil menangis
melepas kerinduan
yang sangat dalam,
dan Nantinjo
berjanjiakan berusaha
secepatnya
mempertemukan
mereka.
Nyi ; Nama kecil saya
memang Biding Laut
namun saya sendiri
sudah lupa bagaimana
ceritanya sehingga
disini saya disembah
dan disebut Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul.
Kalian boleh
menyebut nama saya
Biding Laut jikalau
saya sudah
menemukan adik saya
Saribu Raja. Ini sudah
merupakan janji
terhadap diri saya
karena saya merasa
hanya Saribu Rajalah
saudaraku, karena
dialah saya jadi begini.
Setelah Nantinjo
mempertemukan
Biding Laut dengan
Saribu Raja,
Nantinjopun mengajak
Biding Laut kembali ke
keluarga namun
Biding Laut meminta
kepada nantinjo
bahwa ia harus
dijemput dari
tempatnya di
Parangtritis
Yogyakarta. Dan yang
terpenting, keturunan
adiknya Saribu Raja
yang harus
menjemputnya.
Permintaan Biding
Laut disanggupi, lalu
Namboru Nantinjo
mengumpulkan satu
team untuk
menjemput Namboru
Biding Laut ke
Parangtritis, satu
minggu sebelum
berangkat Namboru
Nantinjo memberikan
pengarahan kepada
team dan berpesan
agar tidak
menganggap enteng
pekerjaan tersebut.
Karena pekerjaan ini
sangat berat
mengingat banyaknya
pengikut namboru
Biding Laut yang tidak
mau melepaskan dia
kembali ke Raja Batak.
Pada Tanggal 1 Maret
2004 team
dikumpulkan
Namboru Nantinjo
dirumah
hasorangannya di
cianjur. Sebelum
berangkat, namboru
memberikan nasehat
serta menekankan
untuk berhati-hati dan
jangan anggap remeh,
namboru juga
meminta Oppung Raja
Gumeleng-Geleng
membantu. Oppung
menyarankan kepada
namboru agar
memberikan sebutir
telur kepada setiap
orang yang ikut dalam
team. Malam itu pun
Oppung langsung
menuju ke Parangtritis
untuk mengamankan
perjalanan team.
Malam jam 20.00 WIB
rombongan team
dengan tiga mobil
kijang berangkat
menuju parangtritis
bersama nai Hotni
serta namboru
Nantinjo.
Keesokan harinya
team sampai di
parangtritis dan
langsung menuju
pantai. Disana team
mencoba melepas
lelah sambil bermain
di pantai, setelah lama
mencari, team
bertanya kepada
penduduk kampung
dimana tempat
bersemanyamnya Nyi
Roro Kidul. Tanya
punya Tanya akhirnya
team menemukan
jalan menuju
ketempat Namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut.
Melihat jalan yang
begitu sukar dilalui
mobil, team tersebut
sempat ragu namun
nai Hotni mengatakan
bahwa dia sudah
pernah bermimpi
bahwa tempat
namboru Biding Laut
adanya di gua
dibawah bukit.
Walaupun amat
sukarnya jalan yang
harus dilalui, team
bersepakat untuk
melanjutkan
perjalanan sampai
mereka dapat
menemukan tempat
namboru Kanjeng
Ratu Nyi RoroKidul
Biding Laut dan
membawanya pulang
kembali.
Sesampai dipuncak
bukit team
menemukan beberapa
rumah, dan ternyata
kendaraan hanya
boleh sampai
dikampung tersebut.
Team bertanya
kepada orang yang
ada disekitar kampung
ternyata adanya
tempat yang mereka
cari berada dikaki
bukit tersebut.
Sebagai penunjuk
jalan team minta
tolong kepada orang
kampung untuk
mengantarkan mereka
ke kaki bukit. Pada
waktu akan menuruni
lembah, sebahagian
team merasa kecut
mengingat terjalnya
jalan yangharus
ditempuh. Ternyata
sebelum turun ada
“ tempat permisi”
disiapkan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut.
Kemudian team
mengusulkan agar nai
Hotni beserta team
agar meminta
pertolongan
kepadanamboru dan
Oppung. Setelah
selesai team
berembuk serta saling
mengingatkan satu
sama lain jikalau ada
yang merasa tidak
mampu menuruni
lembah agartidak
memaksakan diri
untuk ikut. Ada tiga
orang yang tidak ikut
dan menunggu diatas
karena mereka
merasa tidak akan
mampu menempuh
jalan tersebut.
Kemudian team yang
tersisa mulai menuruni
lembah dengan sangat
hati-hati karena
curamnya jalan
menuju ketempat
namboru. Waktu yang
ditempuh tersebut
untuk menuju
kebawah ternyata
memakan waktu lebih
dari satu jam.
Sesampai dibawah,
team merasa kaget
dan kagum melihat
indahnya tempat
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut.
Sipenunjuk jalan
kemudian
memperkenalkan
team dengan kuncen
yang ada disana.
Setelah beristirahat
sejenak, team lalu
mengajak kuncen
menuju gua tempat
namboru.Sebelum
masuk sang kuncen
mengingatkan agar
team berhati-hati, dan
ternyata memang
jalan kedalam menuju
gua tersebut harus
merunduk sebab
banyak bebatuan yang
menonjol. Jika tidak
berhati-hati kepala
bisa bonyok terantuk
batu. Maklumlah yang
ada hanya lilin dan
senter seadaya yang
dapat dijadikan
sebagai penerangan,
sementara gua tempat
namboru sangat
gelap. Suasana
didalam gua sangat
hening. Team sangat
terharu manakala
dapat menemukan
tempat namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut.
Setelah membakar
kemenyan kuncen
mulai berdoa dan
menyarankan agar
team berdoa menurut
keyakinan masing-
masing. Team juga
diingatkan jangan lupa
meminta apa yang
dikehendaki mereka,
kemudian masing-
masing mereka
berdoa. Selesai
berdoa nai Hotni
sudah mulai gelisah
ketika akan naik
ketempat orang
meletakkan kembang.
Kemudian nai Hotni
meminta selendang
namboru dari ama
nihotni. Tidak lama
kemudian namboru
biding laut datang
dengan menumpang
ke tubuh nai Hotni
namboru
mengucapkan “Horas
Pomparanku” yang
membuat semua team
menjadi menangis, lalu
namboru bercerita
betapa menderitanya
dia dahulu. Inilah
tempatku mencari
ilmu ujar namboru
kepada team
kemudian namboru
meminta team untuk
mendekat kepadanya,
satu persatu team
diusap dengan air
serta kembang yang
ada disana. Namboru
juga membagikan
kembang dari air yang
ada. Melihat kejadian
tersebut sang kuncen
pun bingung, team
bertanya kepada sang
kuncen apakah itu
benar Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul? sang
kuncen menjawab ya
itu Ibu Ratu.
Setelah selesai acara
didalam gua namboru
pamit dan berjanji
akan melanjutkan
pembicaraan kembali
diluar gua. Team
beserta kuncen keluar
dari dalam gua, team
tidak dapat
menggambarkan rasa
bahagia yang
bercampur haru saat
keluar dari gua.
Team beristirahat
kurang lebih satu jam
untuk kemudian
melanjutkan tugas
kembali memanggil
namboru Nantinjo
diluar gua. Nai Hotni
merasa cemas dengan
orang yang sedang
bertapa ditempat
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut, takut-
takut mereka tidak
dapat menerima
kehadiran team. Team
menganjurkan agar
nai Hotni tenang dan
berusaha kembali
untuk memanggil
namboru Nantinjo.
Nai hotnipun
memanggil namboru
nantinjo lalu team
mengucapkan terima
kasih terlebih dahulu
kepada namboru
sambil bersenda
gurau. Team juga
meminta kepada
namboru Nantinjo
untuk memanggil
kembali namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
sebab pembicaraan
didalam gua belum
selesai.
Kemudian namboru
Nantinjo memanggil
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut, setelah
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut datang,
namboru berbicara
dengan bahasa batak
dan kemudian mereka
berbincang-bincang
dengan namboru.
namboru meminta
mereka agar
mengumpulkan
keturunannya yang
ada disana, team pun
memanggil orang­
orang yang ada
disekitar itu untuk
berkumpul, dan yang
anehnya namboru
duduk diatas tapi kalu
berbicara dengan
team namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
duduk ditikar
namboru Nantinjo.
Puas sudah perasaan
team untuk
berbincang-bincang,
akhirnya mereka
meminta namboru
ikut bersama team
kembali ke Raja Batak.
Namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut menyetujui
permintaan team lalu
namboru
mengingatkan, karena
ternyata team sampai
tidak menyadari
bahwa hari mulai
gelap.
Menyadari kalau
sudah malam dan
tidak memungkinkan
lagi untuk naik keatas
kemudian team
mengucapkan terima
kasih dan meminta
bantuan kepada
namboru agar
dilindungi dalam
perjalanan pulang.
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut pun pergi,
tinggallah team
bersama namboru
Nantinjo. Setelah
berbincang dengan
namboru team pamit
kepada kuncen serta
orang yang sedang
bertapa ditempat
namboru, mereka
mengucapkan terima
kasih kepada team
karena mereka dapat
bertemu dengan
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut.
Setelah istrahat untuk
melepaskan lelah,
malam itu juga
rombongan team
kembali ke cianjur.
Tiba di cianjur team
memanggil namboru
Nantinjo dan
mengucapkan terima
kasih karena team
telah selamat
melaksanakan misi
menjemput namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
mulai dari berangkat
sampai kembali ke
rumah nai hotni. Lalu
team bertanya pada
namboru Nantinjo
apakah namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut akan
ikut juga beserta
rombongan pulang,
namboru Nantinjo
menjawab ikut. Team
bertanya kepada
namboru Nantinjo
langkah apa yang
harus dilakukan team
selanjutnya? lalu
namboru
menyarankan bahwa
mereka harus
memberikan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut ulos
sibolang, ikan batak
(Ihan) serta nasi
tumpeng, yaitu
mengadakan ritual
yang sering kalian
lakukan terhadap saya
ujar namboru dan
harus hal itu haruslah
dihadiri semua
perwakilan keturunan
ibotonya. Team
meminta namboru
untuk memanggil
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut kembali,
setelah namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
datang, saat itu
mereka berbincang
dengan bahasa batak.
Team mengucapkan
terima kasih karena
perjalanan team
sukses serta selamat
sampai kembali ke
cianjur, team juga
sangat berterima kasih
karena namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut mau
kembali ke Si Raja
Batak.
Namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut
mengatakan begitulah
dulu susahnya
namborumu ini dan
kalian harus
mengalami sebahagian
yang saya alami.
Setelah puas ngobrol
dengan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut,
namboru Nantinjo
datang lagi? dan saat
itu team bertanya
kapan harus
dilaksanakan upacara
ritual kepada
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut sebagai
tanda bahwa
namboru itu telah
kembali ke Raja
Batak?, kapan waktu
kalian bisa ujar
namboru? diakhir
pertemuan namboru
Nantinjo
mengingatkan team
untuk menyayangi
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut seperti
halnya menyayangi
saya serta jangan lupa
ceritakan ini kepada
semua orang.
Akhirnya teampun
berunding malam itu
kapan dilaksanakan
upacara ritual kepada
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut lalu team
sepakat untuk
mengadakan upacara
ritual kepada
namboru Tanggal 4
Mei 2004, pada
tanggal tersebut sesuai
kesepakatan diadakan
upacara ritual kepada
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut sebagi
tanda namboru itu
kembali ke Keturunan
Raja Batak. Setelah
keperluan untuk ritual
sudah lengkap
keturunan iboto
namboru Nantinjo
dan Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut
menyarankan agar
memanggil namboru
Nantinjo terlebih
dahulu untuk
mempertanyakan
bagaimana cara
menyampaikan ulos
serta makanan yang
telah tersedia kepada
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut.
Namborupun
memberikan petunjuk
kepada seluruh
keturunan ibotonya,
setelah itu namboru
pergi. Setengah jam
setelah namboru pergi
nai Hotni sepertinya
kesurupan, yang hadir
pada saat itu kaget
karena tidak tahu apa
yang terjadi, namun
panuturi
(penterjemah) ama
nihotni mengatakan
bahwa namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut akan
datang.
Pada saat itu barulah
mereka semua
mengerti, namun
tingkah nai Hotni
semakin aneh dan
akhirnya namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
datang. Satu persatu
keturunan ibotonya
mengucapkan sepatah
dua kata kepada
namboru sebagai
perwakilan serta
mengucapkan terima
kasih atas bersedianya
namboru kembali ke
Si Raja Batak. Setelah
selesai, keturunan
ibotonya
menyerahkan pakaian
kebesaran namboru
serta selendang dan
dilanjutkandengan
memberikan namboru
makan ihan.
Awalnya namboru
tidak mau, bahkan
namboru bercanda
apa ini? dalam bahasa
sunda. Semua yang
hadir menjawab
makanan khas batak
namboru. Bagaimana
caranya makan ini?
Kemudian namboru
pun memakannya
sedikit. Mereka yang
hadirpun sampai lupa
meletakkan nasi
tumpeng di hadapan
namboru. Setelah
diletakkan didepan
namboru, dengan
bercanda namboru
mengatakan nah ini
baru makanan saya.
Semua yang hadir
tersenyum simpul
melihat tingkah
namboru. Ya wajar
saja namboru
melakukan hal
tersebut karena baru
pertama kali bertemu
dengan keturunan
ibotonya.
Namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut bercerita
pahit getirnya
perjalanan hidupnya
sampai menemui ajal
serta menjadi Roh.
Roh namboru juga
telah pernah pulang
ke kampung halaman
namun betapa
kecewanya namboru
sebab namboru sudah
tidak diakui bahkan
yang tertua keturunan
Guru Tatea Bulan/
Sibaso Bolon sudah
menjadi Boru Pareme.
Akhirnya namboru
kembali lagi
keperantaun.
Kemudian namboru
bertanya kepada yang
hadir apakah mereka
bersedia untuk
memperbaiki hal
tersebut? Semua
keturunan ibotonya
menyanggupi.
Kemudian keturunan
ibotonya bertanya
apalagi yang harus
dilaksanakan
selanjutnya setelah
namboru kembali?
Namboru menjawab,
“ sayangi saya dan
rawat sebagai
namborumu dan
namboru meminta
kalau keturunan
ibotonya bersedia
untuk mengadakan
gondang sebab saya
ingin menari ” canda
namboru. Keturunan
ibotonya bertanya
kapan itu harus
dilaksanakan? Kapan
waktunya
dilaksanakan terserah
kalian, yang penting
kalian bersedia.
Selanjunya kalian
tanya saja sama
adikku Nantinjo.
Baiklah namboru kata
mereka semua. Jikalau
begitu nanti kami akan
rundingkan dengan
namboru Nantinjo
jawab keturunan
ibotonya. Sebelum
namboru pulang
namboru berpesan
agar semua yang hadir
menceritakan ke
khalayak ramai bahwa
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
adalah Boru Si Raja
Batak, lalu namboru
pulang.
Kemudian namboru
Nantinjo datang dan
bertanya bagaimana
anak ni ibotoku
(keturunan abangku)
apa kata kakak saya?
lalu seorang
utusan mengucapkan
terima kasih atas
perjuangan namboru
Nantinjo untuk
mengembalikan
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut serta
memberikan kenang-
kenangan atas usaha
namboru berupa
pakaian kebesaran
beserta sebuah ulos
sibolang, sama dengan
yang diberikan kepada
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut. Bahkan
ada salah seorang
keturunanibotonya
memberikan
saputangan kepada
namboru. Namboru
juga mengucapkan
terima kasih kepada
semua yang hadir atas
perhatian serta kasih
sayangnyaterhadap
namboru. Kemudian
bagaimana tadi
pembicaraan kalian
dengan kakakku? yang
hadir menjawab
bahwa namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
sangat senang dan
namboru meminta
kalau boleh keturunan
ibotonya harus
mengadakan gondang
untuk namboru
Kanjeng Ratu Nyi
RoroKidul Biding Laut.
Selanjutnya kami
diminta berunding
dengan namboru,
kami hanya tinggal
menunggu petunjuk
dari namboru kapan
akan dilaksanakan
gondang
tersebut.Kalau begitu
saya tanya dulu kakak
saya, setelah itu baru
kita bahas kembali
mengenai hal itu
jawab namboru.
Setelah itu namboru
pulang. Team yang
dulunya diutus
namboru Nantinjo
untuk menjemput
namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul
Biding laut dipanggil
namboru untuk
mengabarkan
keinginan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut.
Keinginan kakakku
sebenarnya acara
gondang itu
dilaksanakan
secepatnya tapi saya
meminta kepada
kakakku tiga atau
empat bulan lagi
dikarenakan adanya
pekerjaan saya yang
sangat berat kata
namboru.
Namborupun
bertanya apakah
kalian siap untuk
mengadakan gondang
tiga empat bulan lagi?
Ya akan kami
berusaha semaksimal
mungkin namboru,
jawab team. Dan
mereka juga meminta
agar kiranya namboru
juga membantu agar
gondang tersebut
dapat terlaksana.
Tanggal 14 Juli 2004
namboru Nantinjo
mengundang team
dan namboru
mengeluarkan uneg-
uneg yang ada dalam
hatinya. Pada saat itu
namboru berkeluh
kesah tentang Pulau
Malau, apakah kalian
(team) tidak dapat
membantu saya untuk
mengembalikan pulau
malau? sebab saya
melihat ada
sekelompok malau
yang mau mencoba
mengembalikan pulau
malau tanpa saya.
Kemudian team
menjawab,
namborukan dapat
menghalangi mereka
dengan
kesaktiannamboru.
Namboru mengatakan
bahwa sudah selama
tiga tahun namboru
menghalang-halangi
rencana kelompok
tersebut sampai kapan
aku menghalangi?
Bahkan saya telah
membuat kehidupan
mereka semerawut
(ruddut) tetapi tetap
saja mereka tidak
sadar. Mendengar itu
team merasa bingung
juga, team melihat
ada rasa iba terhadap
kelompok tersebut,
sepertinya namboru
menginginkan agar
team berusaha
meloby kelompok
tersebut untuk tidak
memaksakan
kehendak mereka.
Keinginan namboru
jikalau niat mereka
baik, kenapa dia tidak
diajak sebagai pemilik
pulau malau. Team
pun berjanji kepada
namboru akan
berusaha
semampunya untuk
membantu namboru
mengembalikan pulau
malau sesuai petunjuk
namboru. Team juga
bertanya kapan akan
dilaksanakan
pengembalian pulau
malau? namboru
menjawab nanti saya
beritahukan, saya
akan memanggil
kalian lagi kalau
waktunya sudah tepat.
Kemudian team
bertanya kira-kira
permintaan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut
membuat gondang
(margondang) kapan
namboru menjawab
kira-kira tiga atau
empat bulan lagi usai
itu namboru pulang.
Team mengambil
kesimpulan sebelum
kembali pulau malau
namboru tidak akan
pernah tenang.
Bahkan siapapun yang
berusaha menghalangi
ketulusan hati
namboru meskipun itu
keturunan abangnya
akan diberikan
ganjaran. Untuk itu
team mengajak
seluruh pembaca
keturunan Oppung
Guru Tatea Bulan/
Sibaso Bolon untuk
mendukung seluruh
rencana mulia
namboru, mengingat
masih banyak rencana
namboru seperti:
Margondang tiga atau
empat bulan lagi
merayakan
kembalinya namboru
Biding Laut
MengembalikanPulauMalau
Membangun sopo
sebagai pertanda di
Parik Sabungan
Mempersatukan
semua keturunan
Oppung Guru Tatea
Bulan/Sibaso Bolon

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.