Monday 28 March 2011

Terjadinya Padan Antara Tampubolon dengan Si Raja Bunga bunga/Si Raja Parmahan (Silalahi)

Apul Rudolf Silalahi
Turi-turian tentang "PADAN NI RAJA" antara SAPALATUA TAMPUK NA BOLON dengan RAJA BUNGA-BUNGA gelar RAJA PARMAHAN SILALAHI.., sebagaimana yang diyakini oleh pomparan masing-masing di bona pasogit (BALIGE).., dan kembali dinyatakan saat pesta TUGU TUAN SIHUBIL dan SAPALATUA tahun 2007.. yang kemudian diikuti pesta TUGU dan MAKAM RAJA BUNGA-BUNGA.., adalah seperti berikut :


Pada suatu ketika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan di Balige, sehingga tanam-tanaman dan padang rumput mati kekeringan, ternak gembala menjadi kurus kering kekurangan makanan. Raja Sibagot Nipohan pun mulai gelisah memikirkan keadaan yang menimpa negerinya. Lalu Sibagot Nipohan memanggil anaknya : Tuan Sihubil, Tuan Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela untuk membicarakan kemarau yang berkepanjangan itu. Mereka sepakat : menanyakan kejadian ini kepada orang pintar “ Datu bolon Sibaso panaturi". Menurut petunjuk orang pintar, terjadinya malapetaka yang menimpa Balige adalah Sapata (kutukan) dan berkata :

” Na tangis tarlungun do tondi ni anggim na tolu i , manang pinomparna jala ingkon hatahononmu hasalaanmu.” (bahwa kemarau panjang terjadi adalah karena kutuka akibat kesedihan dari ketiga adik-adik Sibagot Nipohan yang telah diusirnya dari Balige, yaitu Sipaettua, Silahi Sabungan dan Siraja Oloan atau keturunan mereka. Dan kamu (Sibagot Nipohan) harus mengakui kesalahanmu.

Mendengar keterangan dukun itu, Raja Sibagot Nipohan menjelaskan peristiwa kepergian adik-adiknya dari Balige kepada anak, menantu dan cucunya. Mendengar peristiwa yang mengharukan itu, kemudian anak-anak Raja Sibagot Nipohan (Tuan Sihubil, Tuan Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela ) bermusyawarah dan bertekad akan melaksanakan petunjuk Datu Bolon Sibaso Panuturi. Itu untuk membawa keturunan Sipait Tua, SilahiSabungan dan Raja Oloan.Awalnya mereka pergi menjumpai Sipaittua di Laguboti dan menyatakan maksud mereka. Raja Sipaittua menyarankan agar mereka juga memberitahukan kepada adiknya, Silahi sabungan di Silalahi Nabolak dan Siraja Oloan di Bakkara. Begitu juga jawaban Siraja Oloan sewaktu mereka menyampaikan niatnya itu Bakkara.

Karena memperoleh jawaban yang sama dan saling melempar ke yang lain dari Raja Sipaettua dan Siraja Oloan (marsituganan), maka mereka berangkat ke Silalahi Nabolak menjumpai Silahi Sabungan. Karma jauhnya dan besarnya gelombang di tao Silalahi mereka naik perahu besar (marsolu bolon). Rombongan langsung dipimpin anak sulung Raja Sibagot Nipohan, Tuan Sihubil. Setelah tiba di Silalahi Nabolak, mereka menjumpai Silahisabungan. Tuan Sihubil menyampaikan maksud dan tujan mereka ke Silalahi Nabolak.

Tetapi Silahi Sabungan menanggapi bahwa ia tidak bisa mengabulkan permintaan Sibagot Nipohan dan Tuan Sihubil.Dengan rasa kecewa dan putus asa Tuan Sihubil dan rombongannya berpamitan pulang dan memberi salam kepada Silahi Sabungan beserta anak – anaknya. Terakhir mereka pamit kepada Deang Namora yang tinggal menyendiri di batu Parnamoraan (di tepian danau Silalahi). Tuan Sihubil menceritakan semua maksud dan tujuan mereka serta jawaban mereka terima dari Silahi Sabungan. Mendengar kata–kata tuan Sihubil yang memilukan itu, Deang Namora menjadi iba. Deang Namora lalu memberitahu kalau disekitar padang (Simartaja) beberapa cucu Silahi Sabungan sedang menggembala kerbau. Ia menyarankan Tuan Sihubil boleh membawanya salah seorang, dengan syarat jika kelak hujan telah turun di Balige maka si cucu tersebut segera di kembalikan ke Silalahi Nabolak.Kesempatan itu tidak disia-siakan Tuan Sihubil. Ia berhasil menagkap tiga orang cucu Raja Silahisabungan, yaitu :

1.Toguraja (keturunan Lohoraja),
2.Siraja Bunga-bunga (keturunan Sondiraja) dan
3.Lonsingraja (keturunan Baturaja).

Setelah itu, Tuan Sihubil berlayar menepi-nepi pantai menuju Pangururan agar jangan dilihat Raja Silahisabungan. Ketika tuan sihubil dan rombongannya melewati “ Tano ponggol “, Toguraja dan Lossingraja melompat dari perahu dan melarikan diri. Hanya Siraja bunga-bunga yang berhasil mereka bawa ke Balige. Begitu sampai mereka di Balige, embun pun mendung kemudian turun hujan lebat. Semua penduduk negeri merasa gembira. Tersiarlah kabar bahwa cucu Silahi Sabungan telah dibawa dari Silalahi Nabolak. Raja Sibagot Nipohan mengadakan pesta besar dengan mengundang adiknya, Sipaitua dari Laguboti dan Siraja Oloan dari Bakkara. Pada pesta itu kemudian dinobatkan Siraja bunga-bunga sebagai anak Tuan Sihubil. Karena ia diculik dari parmahanan (tempat penggembalaan). maka ia diberikan gelar Siraja Parmahan.Siraja Parmahan kemudian menikah dengan Boru Pasaribu dari Haunatas Balige , lahirlah anaknya 4 orang dan diberi nama :

1.Sihaloho
2.Sinagiro
3.Sinabang
4.Sinabutar

Kemudian semua keturunan Raja Parmahan memakai marga Silalahi, mengingat asal usulnya dari Silalahi Nabolak. Nama-nama anak Siraja Permahan di Balige dibuat sesuai dengan nama Bapatua dan Bapauda si Raja Permahan di Silalahi Nabolak. Tentu dengan maksud agar keturunan dikemudian hari mengetahui bahwa asal usulnya mereka adalah dari Silalahi Nabolak.

(kalau haha doli tampubolon sekalian yang membaca dan mengikuti tulisan dan diskusi ini merasa ragu mana yang sebenarnya.., silahkan ditanyakan kepada NATUA-TUA TAMPUBOLON yang memahami dan mengerti secara mendalam akan turi-turian ini)

gabe jala horas...!

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.