Tarombo Raja Silahisabungan (TRS)
ecuali Ranimbani di atas), dalam sejarah-sejarahnya biasanya NAMA PANGGILAN PRIBADI BORU itu tidak diabadikan oleh pihak marganya JIKA ayah siboru itu sudah menjadi marga, contohnya Br Manurung yg dialap Sianturi, Br Simbolon yang dialap Silahi Raja, Br Manurung yg dialap Siraja Tambun, Br Togatorop yang dialap Tuan Jonggi Ni Pasir. Namun, Jika ayah siboru belum dikenal sebagai marga biasanya nama siboru diabadikan oleh saudara-saudaranya, misal ; Pintahaomasan boruni Raja Nabolon, Milingiling Boruni Raja Mangarerak, Siboru Pareme, dll.
2. Mana ada marga2 di atas (Situmorang, Siboro, Sagala, Sinaga) merasa margelleng ke mereka, bisa ditest ke lapangan!, padahal tokoh2 di atas menurut tarombo si empunya marga (loho raja dkk, termasuk generasi ke-6 dari Siraja Batak, termasuk tua, tidak mungkin marga-marga di atas tidak ingat kalau margelleng ke mereka (Boru Sihabolonan). Tapi apa faktanya ? marga-marga di atas tidak pernah diikutsertakan oleh marga Situmorang atau Siboro atau Sagala atau Sinaga dalam Bonataon mereka di kota manapun dilaksanakan....marga-marga pitu turpuk tidak pernah dipanggil sebagai Boru Sihabolonan mereka. Fakta bukan ?
Saya sering menanyakan hal ini dengan orang batak yang masih besar di bonapasogit dan saya ceritakan nama-nama boru yang dialap sipitu turpuk.....orang malah ketawa mendengarnya, ...katanya kelihatan kali tarombonya dipasuman-suman , ada sahat uli lah, lagumora lah, Bunga Pandan lah......dan menurut keterangan ; waktu pitu turpuk mau menyuratkan tarombo di Tugu itu....nama-nama hula-hula di atas (batanghari, situmorang, siboro, sagala, sinaga) tersebut adalah nama-nama hula-hula tokoh kunci dari masing-masing wakil turpuk, misal.....wakil situngkir sepakat memilih marga situmorang menjadi hula-hula, butar raja sepakat memilih Sagala, dst......karna Tugu ini dulu hampir tidak bisa berdiri kalau TIDAK ADA HULA-HULA.....dan bahkan sihaloho dulu bertengkar "ada yang mengusulkan matanari ada yg mengusulkan batanghari.....!!, yang mengusulkan matanari akhirnya mengalah dan bangkit lagi di tahun 2000-an belakangan ini, dan sudah melakukan pestanya tersendiri bersama marga MATANARI di tahun 2010. Kalau hula-hula mereka itu tidak mereka beli maka Tugu mereka tidak kunjung bisa dipestakan pada tahun 1981.
Makanya kalau di Bonapasogit, sangat lucu orang kalau membaca nama-nama hula-hula pitu turpuk di tugu itu, Cuma di perantauan saja orang terkagum-kagum, terutama anak-anak muda TAK BERPENGALAMAN yang suka TULISAN-TULISAN OTENTIK. Isu yang gres dari jaman dulu mereka ini tidak berhula-hula, dan semua orang tau itu.
Cobalah kawan-kawan berpikir sejenak.
Dan saya pribadi sudah pernah mengupas Tarombo SIBORO dan SONDIRAJA dimana didapati berbeda 7 GENERASI dimulai dari TAROMBO SIRAJA BATAK. Saya posting di TRS dan pada BUNGKAM Semua Pitu Turpuk. Bagaimana mungkin SONDIRAJA yang generasi ke-6 dari Siraja Batak menikahi Generasi ke-13 dari Siraja Batak (Boru Siboro). Siboro itu muncul sebagai generasi ke-12 dari Siraja Batak, dan kalau benar ada Boru Siboro yang dialap Sondiraja maka generasinya adalah 13.
Ada baiknya yang memiliki hikmat tidak sekedar membaca, tapi juga memahami tulisan ini. Horas !
Pikirkan pelan-pelan dari tulisan di atas, "APAKAH SITUMORANG PERNAH MENGUNDANG MARGA SITUNGKIR SEBAGAI BORU SIHABOLONAN MEREKA?".....jika sudah memikirkan ini, lanjutkan memikirkan antara marga PINTUBATU dan SINAGA, dst......
No comments:
Post a Comment
Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.