Sunday 29 May 2011

Catatan Fb TRS 8

Hubungan Pinta
haomasan dan Si
Raja Tambun
HUBUNGAN PINTA
HAOMASON DENGAN
RAJA TAMBUN
1.Berairnya air susu Pinta
Haomason dan pemberian
nama si Raja Tambun.
Walaupun tekad
Silahisabungan tidak bisa
dirobah sesuai ikrarnya
kepada mertuanya Raja
Mangarerak, dalam
perjalanan timbul
pertanyaan dalam hatinya
apakah istrinya
memperlakukan dan
menerima anak ini seperti
anak kandungnya.
Karena kekwatiran itu
sesampai Silahisabungan
di Tolping gajut yang berisi
bayi tadi, digantungkan
disendal Sopo sebelum
bertemu Pinta Haomason
istrinya itu.
Melihat Silahisabungan
datang istrinya
menyambut dengan riang
gembira, akan tetapi air
mata Silahisabungan
seperti ada permasalahan
yang mengganjal
pikirannya lalu ditanya.
Kedatangan Bapak kali ini
berbeda dengan yang
sudah-sudah, ada masalah
apa yang dihadapi mari
kita pecahkan secara
bersama. Mendengar
pernyataan Pinta
Haomason ini
Silahisabungan mulai lega
lalu berkata : Lihatlah
Gajut, di Sendal Sopo itu,
itulah yang mengganjal
dalam pikiran saya lalu
Pinta Haomason pergi
ingin cepat-cepat
mengetahui permasalahan
suaminya.
Astaga, teganya Bapak
mempelakukan bayi
seperti ini, kenapa tidak
lagsung dibawa kerumah,
kalau sempat meninggal
karena tidak minum
bagaimana !.
Sibayi dikeluarkan dari
gajut itu dipangkunya dan
Silahisabungan disuruh
menyalakan api ditungku,
dikembangkan tikar dan
diapun duduk bersama
bayi itu layaknya seperti
yang baru melahirkan.
Ambil dan masaklah
bangun-bangun itu biar
saya minum lalu berdoa :
• Sintong do ahu
nahurangan dijolma ale
Ompung Debata, ai holan
sada do anak hutubuhon.
• Sai unang ma tampuk
sahali manang nibagot
tinunggoman
• Sintong mai langu,
maraek ma bahen
bagottu asa unang
mahiang tolonan ni
anakkon.
Tidak berapa lama sehabis
berdoa dirasakan buah
dadanya membesar lalu
puting susunya
dimasukkan kedalam
mulut sibayi dihisap
dengan sangat lahap dan
dengan kegembiraan yang
meluap-luap kegirangan
dia berkata :
Nunga tambun anakku si
sada-sada si Raja Tambun
ma bahenon goarna. Sore
harinya anaknya Silalahi
pulang dari ladang, Dia
heran kapan mama hamil
sekarang sudah bersalin !.
Silahisabungan terus
mengerti melihat sikap
anaknya itu lalu bertiga
ikrar tidak boleh keadaan
ini diberitahu kepada
siapapun, termasuk
kepada si Raja Tambun
apabila ia sudah besar,
cukup kita bertiga yang
mengetahui rahasia ini.
Jadi di Tolping tidak
dikenal Tambun Raja
nama si Raja Tambun
karena Pinta Haomasanlah
yang menyusui,
memelihara dan
membesarkan dan
memberi namanya.
Pinta Haomason dan
Silahisabungan sangat
sayang terhadap si Raja
Tambun ini dan setelah
dia mulai meningkat
menjadi remaja, kemana
saja Silahisabungan pergi
anak ini harus ikut dan
makan pun harus satu
piring (sapa).
2.Perawatan atas cidranya
tangan si Raja Tambun.
Setelah si Raja Tambun
menjadi remaja
Silahisabungan pamit
kepada istrinya untuk
pergi ke Silalahi Nabolak
akan tetapi si Raja
Tambun ikut serta.
Pinta Haomason
keberatan atas keikut
sertaan anak
kesayangannya si Raja
Tambun akan tetapi
Silahisabungan pun
bersikeras untuk
membawanya akhirnya
disetujui dengan pesan,
jagalah anak kita ini baik-
baik termasuk misteri
kelahirannya.
Sesampai di Silalahi
Nabolak istrinya Pinggan
Matio boru Padang
Batanghari bertanya inikah
anak kita yang Bapak
ceritakan yang di Tolping,
kenapa masih kecil,
seharusnya sudah harus
lebih besar dari anak-anak
kita disini.
Sewaktu menjawab
pertanyaan inilah
Silahisabungan tidak bisa
menguasai dirinya dia lupa
akan ikrarnya di Tolping
mengenai misteri si Raja
Tambun semuanya
terungkap diberitakan
kepada isterinya Pinggan
Matio boru Padang
Batanghari.
Dimuka telah dijelaskan
bahwa kasih sayang
Silahisabungan memang
melebihi terhadap
anaknya yang lain dan
kebiasaan si Tolping itu
terbawa-bawa sampai ke
Silalahi Nabolak sehingga
mengundang
kecemuburuan dan
kurang senang atas sikap
ayahnya.
Suatu ketika si Raja
Tambun ingin mengikuti
abang-abangnya ke
ladang lalu permisi
kepada Silahisabungan.
Abang-abangnya sangat
senang atas permintaan
itu karena menurut
mereka merupakan
kesempatan yang baik
untuk melampiaskan
kecemburuan mereka
kepada si Raja Tambun.
Setelah diladang,
dipertanyakanlah kepada
si Raja Tambun siapa
ibunya, lahirnya dimana
dan lain-lain pertanyaan
untuk memancing
emosinya dan akhirnya
mereka berkelahi tangan
si Raja Tambun cedera
dan malah ada keinginan
untuk membunuhnya.
Rupanya Pinggan Matio
boru Padang
Batangharipun
memberitakan mengenai
misteri kelahiran si Raja
Tambun kepada anak-
anaknya, hanya saja tidak
disebut nama mamaknya
atau tempat kelahirannya.
Si Raja Tambun dengan
cedera yang dideritanya
menjumpai Bapaknya
Silahisabungan dan
memberitakan bahwa ibu
yang di Tolping bukan itu
yang melahirkan dan
tempat kelahiranku bukan
di Tolping serta
kemanapun kucari
pamanku tidak akan
ketemu.
Silahisabungan sangat
marah kepada anak-
anaknya atas perlakuan
terhadap anak
kesayangannya si Raja
Tambun dan berkata,
kalau anak-anakku tidak
bisa rukun saya tidak akan
kalian lihat meninggal
(ndang tauluttonon muna
au mate).
Walaupun cidera tangan si
Raja Tambun diobati
disana pikirannya sudah
tidak senang lagi, ingin
cepat-cepat menanyakan
informasi yang
didengarnya kepada
ibunya Pinta Haomason
dan sejak itu mendesak
Silahisabungan untuk
segera pulang.
Melihat keadaan si Raja
Tambun serta pertanyaan-
pertanyaan yang
diajukannya
Silahisabungan akhirnya
memutuskan untuk
segera membawa si Raja
Tambun pulang ke
Tolping namun
sebelumnya dibuat
perdamaian diantara
anak-anaknya disuatu
tempat di Simarampang
yang disebut Poda Sagu-
sagu Marlangan
Usainya pelaksanaan pada
sagu-sagu marlangan ini
Silahisabungan dan si Raja
Tambun kembali ke
Tolping.
Setelah di Tolping ibunya
Pinta Haomason berusaha
keras memulihkan cidera
tangan anaknya itu
namun dibalik itu si Raja
Tambun sudah mulai
mempertanyakan
mengenai dirinya, ibu yang
melahirkannya dan lain-
lain karena menurut
abang-abangnya di Silalahi
Nabolak saya tidak lahir di
Tolping dan ibu yang
melahirkan bukan ibu dan
kemanapun pamanku
tidak akan ketemu.
Semua pertanyaan itu
dijawab dengan senyum
dan disebut jangan
pikirkan itu tidak benar
apa yang disebut di
Silalahi Nabolak, sayalah
ibumu dan pamanmu
adalah Simbolon di
Pangururan.
Kasih sayang Pinta
Haomason kepada si Raja
Tambun tidak
membuatnya berkenti
mencari kebenaran
informasi yang
didengarnya, tidak ada
asap kalau api tidak ada
dan tidak mungkin kata-
kata itu timbul di Silalahi
Nabolak bilamana ibu
yang melahirkanku adalah
ibu Pinta Haomason ini.
Si Raja Tambun adalah
seorang anak yang cerdik
dia menyadari kasih
sayang Silahisabungan,
Pinta Haomasan maupun
abangnya Silalahi
kepadanya, tidak mungkin
saya memperoleh jawaban
yang memuaskan kalau
pertanyaannya tidak saya
robah pikirnya.
Abangnya Silalahi
didekatinya untuk
mengkorek rahasia
kesaktian Silahisabungan
dan Silalahi dengan
kepolosan dan
menurutnya tidak ada
hubungannya dengan
misteri si Raja Tambun
memberi tahu bahwa :
“ Kalau pakaiannya tidak
lengket kepada badannya
apapun kita tanya pasti
dijawabnya dengan
benar ”.
Pengetahuan yang baru ini
disimpan dalam hatinya,
lalu pada suatu ketika
sewaktu Silahisabungan
akan pergi mandi si Raja
Tambun minta ikut, inilah
kesempatan mengambil
pakaiannya pikirnya.
Sewaktu Silahisabungan
sedang asyik mandi
seluruh pakaiannya
dipakai si Raja Tambun
dan pedangnya dipegang
dalam tangannya, lalu
mengancam Bapaknya.
Bapak jangan selalu
bohong, ceritakan secara
jelas siapa ibu yang
melahirkan dimana saya
lahir dan siapa pula
pamanku, apabila tidak
diceritakan akan saya
bunuh.
Silahisabungan dengan
terpaksa karena tidak bisa
keluar dari air itu
memberitahu informasi
yang sebenarnya lalu si
Raja Tambun pun
menyerahkan pakaian itu
dan sesudah sampai di
rumah kejadian itu
diceritakan kepada istrinya
Pinta Haomasan.
Ibunya meratapi akan
perpisahannya dengan
anak kesayangannya itu
dan bersinandung :
• Mangintubu ahu sungkot
padna ralihon so
mangkutti pagar
• Mainundun ahu sungkot
padna ralihon so maraek
papan.
oHape maraek do bagottu
diporo mulajadi asa unang
mahiang tolonan sai
anakku na hupatarus-
tarusi, na husihon-sihon i
hasian ni inana.
Si Raja Tambun kalaupun
akan pergi mencari ibu
yang melahirkannya
sebelumnya harus dibuat
padan dengan abangnya
Silalahi agar mereka
berdua tetap marsitogu-
toguan, tondina
masigonggoman dan
tanggal pelaksanaanpun
ditentukan.
3.Padan Dengke Nilaean.
Pada hari yang ditentukan
dan sajian berupa:
• Ikan Batak ( ihan )
•Sagu-sagu sitompion
.Padang na jagar telah
tersedia
Dimulailah acara
pemberian Padan kepada
kedua anaknya lalu Pinta
Haomasan mar tonggo
•On ma da Ompung
Mulajadi Nabolon dengke
nilaean, sai lae ma roham
mengalehon parhorason,
penggabean tu anakhon
• On ma na mang-gugut-
gugut di limut na liot-liot
di batu, sai dapotan
gagaton dapotan jilaton
ma anakhon
• Sagu-sagu sitompion na
godang ma on asa
manompi mas manompi
pangomoan anakhon
• Lanjang-lanjang purun-
purun jonggi hais sai hais
ma nipi na sambor hais na
to marlabu sian anakhon
• Jonggi manaek ma
anakhon naek-naek tu
surgo, marganda padi
siganda sigandua sipusuk
ni podom-podom na sada
gabe dua ma on na tolu
gabe onom
•Manarsar ma on songon
mange mangararat
songon singator
Padan ma na huhatahon
tu anakhon asa sisada lulu
anak sisada lulu boru,
naso tupa masi paetek-
etehan, tampuk ni ate-ate
ma hamu amang uratni
pusu-pusu
Asa ho amang si Raja
Tambun :
“… Ingkon aek ni unte ma
haham Silalahi on diho
dipadoit-doiton bunga ni
sira dipagugut-guguton ….”
Nang ho amang Silalahi :
“… Molo holong roham tu
anak ni hinaholongmu
songonima holong ni
roham dianggim si Raja
Tambun on …”
Ho pe amang
Silahisabungan bahen ma
pasu-pasum tu anakta on
asa horas ibana
mangalului inangna, horas
hita dison.
Nungga gok be nian
dibahen ho pasu-pasu alai
hutambai ma saotik nari :
Amang si Raja Tambun :
“… Sai torop mabue ma
pinomparmu gabe maho
jala mamora tumpahon ni
mulajadi, masuak tangke
ma ho rahut-rahutan
tarida tutur tambah-
tambusan sai ingot ma ho
ditona dompak haham
Silalahi on …”
Nang ho amang Silalahi :
“… Sai gabe ma ho jala
mamora sai dilehon
mulajadi ma diho boto-
boto biti-biti, sai unang ho
lupa ditona balos do hata
dompak anggim si Raja
Tambun …”
Setelah selesai pemberian
Padan itu diserahkanlah
TAGAN yang diterima
Silahisabungan dahulu
sewaktu membawa dia
semasa bayi dengan
berkata :
Bawalah TAGAN ini,
tunjukkan kepada Ibu
yang melahirkanmu kalau
masih hidup agar anakku
cepat dikenal karena dia
dulunya memberi kepada
bapakmu sewaktu
membawa kamu dari
sibisa
Berangkatlah anakku,
dirangkul dan menangis
diantar oleh
Silahisabungan.
Bagikan
7 orang menyukai ini.
Lalahi Heryz bisa d kirim
k inbox ku bapa.? Tolong
y
09 Agustus 2010 jam 6:35
melalui Facebook Seluler
Marullitua Silalahi Saya
juga mau ,,,,,
09 Agustus 2010 jam 18:55
Julianus Silalahi @all : di
copy saja ..
11 Agustus 2010 jam 22:26
Akun
Catatan Julianus
Catatan Tentang
Julianus
Catatan Teman
Catatan
Halaman
Catatan Saya
Draf Saya
Catatan tentang
Saya
Catatan Julianus
Silalahi
Ucapkan Selamat
Ulang Tahun
Ucapkan Selamat
Ulang Tahun
Facebook © 201

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.