Monday 16 May 2011

Apul Rudolf Silalahi - Hariara (Pohon Hariara)

HARIHARA bagi
masyarakat BATAK
adalah sejenis pohon
yang dapat
bertumbuh sangat
besar dan rindang,
selain itu juga dapat
hidup beratus-ratus
tahun dan mampu
melalui musim kering
sedahsyat apapun.
Setiap kampung
(HUTA dan LUMBAN)
di lingkungan
masyarakat batak
ditandai dengan
adanya sebuah pohon
HARIHARA. Dari
kejauhan kalau kita
melihat sebatang
pohon HARIHARA
yang menjulang dan
mencolok, dapat
dipastikan bahwa
disana ada sebuah
struktur kehidupan
bermasyarakat.
Dalam sejarah mula-
mula masyarakat
BATAK (primitive &
spiritisme), pohon
HARIHARA juga
termasuk sesuatu
yang disembah dan
dimuliakan. Dimana
diyakini bahwa pada
pohon tersebut
bersemayam sesuatu
kekuatan gaib
(PANGULU BALANG)
yang menjadi
pelindung kehidupan
masyarakat setempat
dari berbagai macam
penyakit, kelaparan,
dan ancaman-
ancaman mistik
lainnya. Sesekali kalau
terdengar suara :
nging ……….. yang
sangat melengking
yang berasal dari
pohon tersebut, maka
semua penduduk
akan masuk kedalam
rumah sampai suara
tersebut berhenti.
Dan diyakini bahwa
suara tersebut
merupakan
peringatan atau
pertanda akan
adanya sesuatu yang
tengah atau akan
terjadi. Misalnya ada
kematian bagi salah
satu penduduk atau
datangnya seorang
putra penduduk
setempat dari tempat
perantauannya untuk
melepas rindu pada
kampung
halamannya, dan
kejadian-kejadian
sejenis lainnya.
Memasuki peradaban
modern saat ini,
pohon HARIHARA
mengalami
pergeseran nilai dan
posisi, meskipun tetap
saja secara budaya
masyarakat masih
sangat menghormati
dan melestarikannya.
Namun tetap saja
pohon HARIHARA
memberikan
keteduhan bagi
sebuah kampung,
selain itu juga
menjaga sumber
aktivitas kehidupan
bagi banyak hewan
yang secara langsung
juga menjadi sumber
pendukung
kehidupan
masyarakat kampung.
Hal ini dapat terlihat
dari setiap kali sang
pohon berbuah,
banyak sekali jenis-
jenis hewan yang
datang bahkan
sampai bersarang di
pohon tersebut untuk
mengkonsumsi
buahnya, seperti
kalong (HALUANG),
musang (HOSUK),
unggas kecil
(AMPORIK) dan
serangga-serangga
lainnya. Bagi
penduduk kampung
selain mengkonsumsi
buahnya yang lezat
dan kaya akan
vitamin, berburu
hewan-hewan
tersebut juga menjadi
pekerjaan tambahan
untuk melengkapi
santapan menemani
nasi (INDAHAN)
dirumah, dan itu
berlaku siang dan
malam.

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.