Friday 20 May 2011

Sipayung Oke Juga - Rap Retta popparan Silahisabungan

RAP RENTA
POMPARAN RAJA
SILAHI SABUNGAN
Berurutan, 8
(delapan) anak-anak
Raja Silahi Sabungan ,
secara umum
diuraikan sebegaima
dibawah ini :
1] LOHO RAJA
Keturunannya
umumnya memakai
marga Sihaloho.
Dalam kurun waktu
yang panjang,
keturunan Sihaloho
ini kemudian
merantau
meninggalkan Silalahi
Nabolak ke daerah
sekitarnya, seperti :
Samosir, Karo,
Simalungun.
2] TUNGKIR RAJA
Keturunannya
umumnya memakai
marga Situngkir,
Sipangkar dan
Sipayung.
Suatu ketika, Raja
Parultep merasa
kangen dengan putri
dan cucunya. Raja
Parultep kemudian
pergi ke kampung
Lahi (sekarang
menjadi Silalahi
Nabolak) untuk
melihat
(tungkir=tingkir).
Setibanya disana, tiba
waktunya Pinggan
Matio melahirkan
putranya yang ke dua.
Raja Parultep
kemudian
memberinya nama
Tungkir Raja. Di
Silalahi Nabolak,
keturunan Tungkir
Raja kemudian
memakai marga
Situngkir atau marga
Silalahi ( yang
merantau ke Samosir,
Simalungun dan
Tanah Karo ).
Namun keturunan
Situngkir di Parbaba
Samosir kemudian
menurunkan marga
keturunannya , yaitu
marga Sipangkar dan
Sipayung. Keturunan
Sipayung yang
merantau ke
Simalungun tetap
memamaik marga
Sipayung sebagai
marga. Tetapi
berbeda di Tanah
Karo, Keturunan
Sipangkar dan
Sipayung kemudian
berafiliasi dengan
merga Sembiring,
yaitu Sembiring
Sinupangkar dan
Sinupayung. Tetapi
belakangan ada juga
keturunan Silalahi
dan Sihaloho yang
kemudian menjadi
Sembiring Sinulaki
dan Keloko,
3] SONDI RAJA
(KETURUNANNYA
MEMAKAI MARGA
RUMA SONDI,
RUMASINGAP,
SILALAHI, SIHALOHO,
SINABUTAR,
SINABANG,
SINAGIRO,
NAIBORHU,
NADAPDAP,
SINURAT, DOLOK
SARIBU )
Pada suatu ketika
Silahi Sabungan
sedang membuat
tempat tidur dari
kayu bulat (sondi).
Tiba waktunya
Pinggan Matio
melahirkan putranya
yang ke tiga. Silahi
Sabungan kemudian
memberinya nama
Sondi Raja. Dari
keturunan Sondi Raja
terlahir marga
Rumasondi dan
Rumasingap. Dari
keturunan Rumasondi
adalah Bolon Raja
dan Raja Parmahan .
Dari keturunanan
Raja Parmahan yang
kemudian dikenal
memakai marga
Silalahi di Hinalang
Silalahi , Balige. Dari
Keturunan Raja
Parmahan Silalahi
kemudian
menurunkan marga :
Sihaloho, Sinagiro,
Sinabang, Sinabutar,
Naiborhu, Sinurat,
Nadapdap dan Dolok
Saribu. Namun
kemudian diantara
mereka dianjurkan
kembali memakai
marga Silalahi, sesuai
marga leluhur
mereka.
DEANG NAMORA
Hati Pinggan Matio
yang gundah gulana
diperhatikan Raja
Silahi Sabungan, lalu
ia pergi bersemedi
kegua Batu diatas
Huta Lahi. Dia
memohon kepada
Mulajadi Nabolon
agar mereka
diberikan seorang
anak perempuan.
Idaman Pinggan
Matio dan
perrmohonan Raja
Silahi Sabungan
dikabulkan Mulajadi
Nabolon.Pinggan
Matio melahirkan
anak keempat
seorang perempuan,
lalu ia berkata : “
Nunga Gabe jala
mamora ahu,
hubahen ma goar ni
borunta on Deang
Namora, ” ( Sudah
bahagia dan kaya
aku, kuberikan nama
Puteri kita Deang
Namora = Putri nan
kaya) katanya kepada
Raja Silahi Sabungan
dengan bahagia. Raja
Silahi Sabungan juga
merasa bahagia
karena
permintaannya
terkabulkan. Namun
sang putri Deang
Namora konon
meninggal saat usia
muda dan tidak
sempat memiliki
keturunan.
4] BUTAR RAJA
( KETURUNANNYA
MEMAKAI MARGA
SIDABUTAR ).
Kemudian Pinggan
Matio melahirkan
anak kelima, seorang
anak laki – laki. Pada
waktu kelahiran anak
kelima ini, raja
Silahisabungan baru
mengganti atap
rumah yang terbuat
dari kayu butar. Oleh
karena itu mereka
membuat nama anak
kelima ini Butar Raja.
Dari keturunanan
Butar Raja ialah Ruma
Bolon, Ruma Biak
dan Ruma Tungkup.
Keturunannya
sekarang ini memakai
marga Sidabutar atau
atau Silalahi ( yang
merantau ke Samosir,
Simalungun dan
Tanah Karo ).
5] DABARIBA RAJA
( KETURUNANNYA
MEMAKAI MARGA
SIDABARIBA )
Pada waktu kelahiran
anak keenam, Raja
Silahi Sabungan
sedang berada di
Parbaba Samosir
untuk mencari tanah
kosong. Setelah Raja
Silahisabungan
kembali dari seberang
(bariba) dijumpainya
telah lahir seorang
anak laki-laki. Karena
ia baru tiba dari
Bariba (seberang)
maka diberilah nama
anak itu Bariba Raja.
Keturunanan
Sidabariba adalah
Lumban Toruan,
Lumban Tonga-tonga
dan Lumban Dolok.
Keturunan Dabariba
Raja memakai marga
Sidabariba atau atau
Silalahi ( yang
merantau ke Samosir,
Simalungun dan
Tanah Karo ).
6] DEBANG RAJA
( KETURUNANYA
MEMAKAI MARGA
SIDEBANG )
Kelahiran anak Raja
Silahisabungan yang
ketujuh ditandai
dengan terjadinya
peristiwa alam. Pada
saat Pinggan Matio
melahirkan, turun
hujan lebat sehingga
terjadi tenah longsor
( tano bongbong ) di
Silalahi Nabolak.
Karena Tano
Bongbong ( Tanah
Longsor ) itu
mengejutkan Raja
Silahi Sabungan dan
Pinggan Matio, maka
mereka membuat
nama anak laki – laki
yang baru lahir itu
Debong Raja =
Debang Raja.
Keturunannya ialah
Siari, Sitaon, Sisidung
yang memakai marga
Sidebang atau Silalahi
( yang merantau ke
Samosir, Simalungun
dan Tanah Karo ).
7] BATU RAJA
(KETURUNANNYA
MEMAKAI MARGA
PINTUBATU, SIGIRO).
Anak Raja
Silahisabungan yang
kedelapan bernama
Batu Raja atau Pintu
Batu. Pada waktu
kelahiran anak
bungsu Pinggan Matio
ini, Raja Silahi
Sabungan sedang
bersemedi di Gua
batu di lereng bukit
Silalahi. Saat
melahirkan itu,
Pinggan Matio merasa
lelah karena faktor
usia, sehingga
mengerang minta
bantuan.
Loho Raja yang
melihat ibunya
mengerang, ia
kemudian pergi
mamanggil Raja Silahi
Sabungan. Raja Silahi
Sabungan buat obat
salusu ( obat
penambah tenaga ),
Boru Pinggan Matio
melahirkan seorang
anak laki – laki.
Karena Silahi
Sabungan dipanggil
dari Gua Batu maka
diberilah nama anak
itu Batu Raja atau
Pintu Batu. Dengan
kelahiran Batu Raja
maka anak Raja Silahi
Sabungan dari
Pinggan Matio boru
Padang Batanghari
berjumlah delapan
orang, tujuh orang
anak laki-laki dan
seorang puteri.
Keturunan Batu Raja
(Pintu Batu) ialah
Lumban Pea, Huta
Balian dan Sigiro.
Umumnya mereka
memakai marga Pintu
Batu dan Sigiro atau
Silalahi ( yang
merantau ke Samosir,
Simalungun dan
Tanah Karo ).
8] TAMBUN RAJA
( KETURUNANNYA
MEMAKAI MARGA
TAMBUN DAN
TAMBUNAN )
Turi-turiannya, Raja
Silahi Sabungan
tengah melanglang
buana ke negeri
Sibisa, negeri Raja
Magarerak. Raja
Mangarerak tengah
gundah kerena putri
tersayangnya tengah
mengalami sakit teluh
yang sedemikian
parah. Ketika Raja
Silahi Sabungan
datang, ia kemudian
diminta Raja
Mangarerak untuk
bersedia mengobati
Sang Putri Milingiling,
putri Raja
Mangarerak. Raja
Silahi Sabungan
bersedia dengan satu
syarat, jika kelak
sembuh maka raja
Silahi Sabungan akan
mengawininya sebagai
istri. Tanpa pikir
panjang, Raja
Mangarerak
menyetujuinya. Raja
Silahi Sabungan
ternyata berhasil
menyembuhkan Sang
Putri, sesuai
kesepakatan maka
Raja Silahi Sabungan
kemudian
memperistri Sang
Putri, meski
sebenarnya telah
terpaut usia yang
cukup jauh. Konon
juga, Sang Putri
memanggil Raja Silahi
Sabungan dengan
sebutan Amangboru,
hal ini dikarenakan
kesenjangan usia
tersebut.
Ketika Sang Putri
tengah mengandung,
prahara terjadi dan
Raja Mangarerak
meminta supaya Raja
Silahi Sabungan
segera meninggalkan
negeri Sibisa. Dengan
berat hati, Raja Silahi
Sabungan
menyepakati namun
menunggu sampai
Sang Putri
melahirkan. Setelah
melahirkan, Raja
Silahi Sabungan
kemudian
memboyong sang
bayi dan pergi
meninggalkan Sibisa,
kembali ke Silalahi
Nabolak. Di Silalahi
Nabolak, sang anak
kemudian diberi
nama Tambun Raja.
Pada usia menjelang
dewasa, Tambun Raja
kemudian kembali
menemui sang Ibu
yang melahirkannya
dan sang Tulang
(paman) di Sibisa.
Suka · Komentari ·
Bagikan
Haroan Bolon dan
Sipayung Oke Juga
menyukai ini.
Sipayung Oke Juga :)
Sude marga-marga
manjae pomparan
Raja Silahi Sabungan
menginduk tu na 8 on
ma ate ? Lohoraja
(Sihaloho),
Tungkirraja (Situngkir,
Sipangkar,Sipayung),
Sondiraja
(Rumasondi,Rumasingap,
Silalahi,
Sinabutar,Sinagiro,
Sinabang, Naiborhu,
Dol... Lihat Selengkapnya
13 September 2010
jam 8:31 · Suka
Akun
Catatan
Sipayung
Catatan
Tentang
Sipayung
Catatan
Teman
Catatan
Halaman
Catatan Saya
Draf Saya
Catatan
tentang Saya
Catatan
Sipayung Oke
Juga
Suka
Suka
F

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.