Wednesday 27 April 2011

Penemuan Bahtera/Perahu Nuh diragukan 1

Sekelompok
komunitas Kristen
China mengumumkan
penemuan bahtera
Nabi Nuh di
ketinggian 4.000
meter di Gunung
Ararat, Turki.
Tim peneliti yang
tergabung 'Noah's
Ark Ministries
International'
tersebut yakin 99,9
persen bahwa apa
yang mereka
temukan adalah kapal
yang menurut kitab
suci beberapa agama
dibangun oleh Nabi
Nuh sebelum
bencana banjir
bandang
mahadahsyat
mengapus ras umat
manusia berdosa.
Fox News, Jumat 30
April 2010,
menyebutkan,
penemuan di Gunung
Ararat di Turki
tersebut bisa jadi
memang benar kapal
Nabi Nuh, tapi bisa
juga salah.
Kalaupun tidak
terbukti bahwa itu
adalah kapal Nabi
Nuh, mereka yang
percaya tidak akan
berhenti mencari di
tempat lain.
Beberapa orang
berpendapat bahwa
kayu kapal yang
diambil gambarnya
tidak cukup kuno,
tidak ada gambar
lokasi untuk
memverifikasi situs
itu, tidak ada pakar
independen yang
melihat data tersebut,
dan tidak ada bukti
bahwa di Bumi
pernah terjadi banjir
dahsyat.
Orang-orang yang
paling tidak percaya
pada penemuan
tersebut justru para
pakar kitab suci yang
juga memiliki
keyakinan bahwa
bahtera Nuh memang
eksis dan bisa
ditemukan, tetapi
tidak percaya dengan
penemuan tim
peneliti China.
Dr. John Morris,
arkeolog kawakan
Institute for Creation
Research, bahkan
menuding penemuan
tersebut sebagai
sebuah kebohongan.
Morris telah
memimpin 13
ekspedisi ke Gunung
Ararat untuk mencari
kapal yang disebut
dalam kitab suci. Dia
mengetahui dengan
pasti lokasi di Ararat,
dan menyebut
penemuan para
peneliti China
tersebut merupakan
penipuan.
Dr. Randall Price,
kepala Studi
Yudaisme di Liberty
University, Virginia,
Amerika Serikat, dua
tahun lalu pernah
menjadi anggota tim
Noah's Ark Ministries
International. Dia
keluar dari proyek
tersebut karena
merasa ada pihak
tertentu yang
mengambil
keuntungan dari
proyek dengan
menjadikan proses
pencarian bahtera
Nuh sebagai industri
pariwisata.
Morris dan Price
dikontak oleh tim
China untuk ikut serta
dalam konferensi pers
untuk mengumumkan
penemuan mereka
beberapa hari lalu.
Namun, Morris dan
Price menolak dengan
alasan, terlalu sedikit
bukti yang diperoleh.
Profesor Porcher
Taylor dari University
of Richmond juga
yakin itu bukan
bahtera Nuh yang
sebenarnya. "Mereka
menggali di lokasi
yang salah di Gunung
Ararat," kata Taylor.
Menurut Taylor,
gambar satelit dari
sebuah wilayah
sekitar setengah mil
jauhnya dari lokasi
tim China
menemukan kapal,
menunjukkan sebuah
kawasan yang disebut
"anomali Ararat",
sebuah wilayah yang
membangkitkan
minat komunitas
intelijen AS selama
bertahun-tahun. "Bila
sisa-sia kapal Nuh
memang di Gunung
Ararat, satu-satunya
lokasi yang paling
logis adalah di
anomali Ararat, dan
bukan di lokasi di
mana pengakuan
sensasional itu
dikeluarkan oleh
kelompok itu," kata
Taylor.
Bagaimanapun juga,
para arkeolog
tersebut yakin bahwa
banjir bandang
pernah menerjang
Bumi dan bahwa
bangkai kapal Nabi
Nuh ada di Gunung
Ararat, meski di lokasi
berbeda dengan yang
ditemukan tim China.
Apapun itu, Morris,
Price, Taylor, dan
banyak ahli lain, tetap
kembali ke Gunung
Ararat dengan
harapan akan
menemukan sesuatu
yang mereka
percayai.

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.