Tuesday 12 April 2011

POSISI SILALAHI DALAM BIUS TOLPING

Dalam turasi dan tarombo Raja Silahisabungan dan merupakan berita turun-menurun bahwa cucu Raja Silahisabungan bernama Sibursokraja dari Silalahi Nabolak pergi ke Pengururan Samosir, keturunannyalah marga Silalahi yang tinggal di sana.
Pada Musyawarah besar warga Silahisabungan tahun 1967 di Silalahi muncul yang berasal dari Tolping dan Pangururan tanpa mendalami social kultur dan territorial marga Silalahi.
Dalam pernyataan mereka, Silahi Raja lahir di Pangururan dan anaknya tiga orang, yaitu :
1. Siraja Tolping, keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Tolping Ambarita.
2. Sibursokraja, keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Pangururan.
3. Siraja Bunga–bunga atau Siraja Parmahan, Keturunannya marga Silalahi yang tinggal di Balige.

Karena pernyataan di atas tidak relevan dengan turasi Raja Silahisabungan dari Silalahi Nabolak maka perlu pelurusan sejarah dengan tidak menyalahkan siapa–siapa. Untuk mencari solusi yang terbaik di bawah ini dijelaskan hasil penelitian tentang :
1. Keadaan bius Tolping di Ambarita Samosir.
2. Kedudukan marga Silalahi di Bius pengururan
3. Pengertian Dolok Parmasan di pulau Samosir
4. Sejarah pembangunan tambak (makam) di Dolok Parmasan.

Bius tolping yang terdapat di negeri Ambarita adalah campuran berbagai marga, di antaranya :
1. Raja Bona ni Ari, dipangku marga Sihaloho
2. Raja Pande Nabolon, dipangku marga Silalahi
3. Raja Panuturi, dipangku marga Silalahi
4. Raja Panullang, dipangku marga Sigiro
5. Raja Bulangan, dipangku Marga Sidabutar (Nai Ambaton)
6. Raja Pangkombari, dipangku marga Siallagan

Kampung (huta di bius Tolping masih minim dibandingkan dengan Bius lain di pulau Samosir. Kampung yang terdapat di Tolping adalah:
1. Lumban Sihaloho
2. Lumban Sigiro
3. Lumban Parnomangan
4. Lumban Sidabutar
5. Lumban Silalahi
6. Lumban Dolok
7. Lumban Barat
8. Lumban Rihit
9. Lumban Siallagan
10. Lumban Siadang Aek
11. Lumban Parhorasan
12. Lumban Sinaborno
13. Lumban Tonga–tonga
14. Lumban Tinggi
15. Huta Tolping-tolping
16. Huta Siarsam Sada
17. Huta Siarsam Dua
18. Huta Siarsam Tolu
19. Lumban Batu
20. Sosor Galung

Tingkat kekerabatan bedasarkan mitos masih rendah, hanya terdapat tingkat Pangulu Balang dan Homban.

1. KEDUDUKAN MARGA SILALAHI DI BIUS PANGURURAN
Kedudukan marga Silalahi di Bius Pangururan masih rendah, karena termasuk marga pendatang. Marga Tanah (Partano Golat) di Pangururan yang disebut Sitolu Hae Horbo adalah :
1. Marga Naibaho
2. Marga Sitanggang
3. Marga Simbolon

Dari marga tanah ini terbentuk Raja partali dari cabang tiap – tiap marga atau marga pendatang yang masuk marga tanah, misalnya :

1. Dari marga Naibaho, dibentuk Raja Partali Naibaho Siahaan, Hutaparik, Sitangkaraen, Sidauruk, dan Siagian.
2. Dari Marga Sitanggang, dibentuk Raja Partali Sitanggang, Sigalingging, Malau, dan Sinurat.
3. Dari Marga simbolon, dibentuk Raja Partali Simbolon, Tamba, Nadeak, dan Silalahi.

Hubungan kekerabatan marga Silalahi dengan marga Sibolon masih rendah tingkatnya karena marga Silalahi adalah Boru Natua – tua dari Siboluntuan saja, tidak semua marga Simbolon margelleng (marboru) kepada marga Silalahi di Pangururan.

3. PENGERTIAN DOLOK PARNASAN DI PULAU SAMOSIR
Di pulau Samosir pada umumnya setiap bius memiliki dolok Parmasan. Dolok Parmasan disebut juga tano Parholian tempat pemakaman kembali tulang belulang nenek moyang sesuatu marga yang ada di bius itu.
Di dolok Parmasan pangururan terdapat kurang lebih 30 (tiga puluh) makam (tambak), salah satunya makam (tambak) nenek moyang marga Silalahi yang ada di Bius Pangururan.

4. SEJARAH PEMBANGUNAN TAMBAK (MAKAM) DI DOLOK PARMASAN

Seiring dengan pembangunan Tugu Makam Raja Silahisabungan di Silalahi Nabolak, oknum-oknum marga Silalahi yang meninggalkan Musyawarah Besar II tahun 1968, membentuk Panitia pembangunan tambak Raja Silahisabungan yang disebutkan terdapat di dolok Parmasan Pangururan. Sehingga marga–marga di Bius Pangururan tidak mengetahui dan tidak mencampuri pembangunan dan pesta tambak (makam) yang dilakukan di Lumban Silalahi Pangururan tanggal 17 – 19 Juni 1979.

Dengan memperhatikan penjelasan diatas dan berdasarkan social kultur dan territorial tanah Silalahi sebagai asal – usul dari marga Silalahi adalah Silalahi Nabolak. Tidak kurang baiknya ( ndang hurang hasangapon.) kalau diluruskan sejarahnya marga Silalahi yang tinggal di Tolping dan Pangururan sebagai yang terdapat dalam Turasi dan Tarombo Raja Silahisabungan sebelum tahun 1930, yaitu :

1. Siraja Tolping adalah keturunan Toguraja Sihaloho atau keturunan Partada anak Debangraja (Ompu Sinabang).
2. Sibursokraja adalah anak Debangraja (Sinabang) dari Silalahi Nabolak yang memilih namanya Ompu Sinabang dan kemudian bernama Ompu Lahisabungan, yang dimakamkan di Pangururan.
3. Sedang Siraja Bunga– bunga atau Siraja Parmahan sejak timbulnya pernyataan Silahiraja tidak pernah mengakuinya dan mereka adalah keturunan Sondiraja dari Silalahi Nabolak

Perlu ditambahkan bahwa menurut kebiasaan atau adapt di Pulau Samosir semua marga Silalahi yang tinggal selalu mengakui “ pohon–pohonan na Nauli Basa “ di Silalahi Nabolak. Hal ini membuktikan bahwa semua marga Silalahi yang tinggal di Pangururan atau Tolping juga berasal dari Silalahi Nabolak.

Dalam penyelesaian masalah tidak tidak perlu dibahas perbedaan pendapat, biar bagaimanapun “adong siraja dok, adong do siraja alus“ yang dapat menimbulkan emosi yang tidak ada gunanya.
Yang perlu pikirkan adalah anak cucu kita dikemudian hari, sangat ironis nanti dia memakai marga Silalahi tetapi rasa sungkan mengatakan asal–usulnya dari Silalahi.

Apa lagi dimasa pembangunan yang akan datang tanah leluhur kita Silalahi Nabolak sebagai milik kita bersama dan merupakan kebanggan semua marga Silalahi perlu ditanamkan rasa persatuan dan kesatuan dan rasa bangga, itulah keagungan nenek moyangku Raja Silahisabungan.
Dengan berpedoman kepada Umpasa ni ompunta na parjolo :
pauk –pauk hudali, pago –pago terugi,
Na sala unang didatdati, na hurang tapauli
Walaupun demikian pelurusan sejarah ini tidak menjadi mutlak, terpulang kepada oknum atau kelompok masing – masing apakah dapat menerima atau tidak.

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.