Wednesday 27 April 2011

Menyingkap Misteri Bahtera/Perahu Nuh

Apakah kisah perahu
besar Nuh yang
tercatat dalam kitab
suci merupakan
peristiwa nyata atau
mitos? Selama ini
para ahli dan sarjana
selalu berdebat, tidak
sedikit yang
beranggapan, bahwa
hingga saat ini sisa-
sisa peninggalan
perahu Nuh
masih tersimpan di
puncak gunung
Ararat Turki. Menurut
laporan media cetak
Amerika pada 26
April 2004, sebuah
tim peneliti
beranggotakan 10
orang yang dibentuk
oleh petualang
Amerika dan Turki
akan mendekati
puncak gunung yang
misterius itu pada Juli
tahun ini, untuk
mencari jejak “perahu
besar Nuh” (The
Great Noah Ark).
Untuk menyingkap
misteri perahu Nuh di pegunungan
Ararat tersebut, tim
gabungan ini akan
mengirimkan
penyelidik yang
terampil. Diperkirakan
mereka akan
memasuki gunung
Ararat pada 15 Juli
2004, dan akan
menjalankan operasi
penyelidikan yang
berlangsung selama
sebulan. Penanggung
jawab tim tersebut
yakni Daniel P.
McGivern
mengatakan, “Kami
tidak akan menggali
benda misterius itu,
lebih-lebih tidak akan
mengambil artefak
apa pun, atau
membuat sebuah
perahu palsu di sana.
Kami hanya akan
mengambil gambar di
sana, untuk
diperlihatkan kepada
kalian akan keadaan
dan kondisi yang
sebenarnya di sana.”
McGivern, pimpinan
The Trinity
Corporation of
Honolulu, Hawaii
mengatakan, bahwa
sebelum mereka
memasuki
pegunungan Ararat,
para anggota tim
masih harus
melakukan sejumlah
besar persiapan kerja,
seperti misalnya,
mempelajari data-
data yang
berhubungan dengan
ciri geografis dan
bentuk permukaan
bumi serta adat
istiadat humanisme di
daerah sekitar
gunung Ararat.
Menurutnya, problem
terbesar yang
dihadapi mereka saat
ini adalah bagaimana
mengadakan
komunikasi dengan
penduduk asli
setempat. Karena
gunung-gunung yang
tinggi itu dianggap
keramat oleh para
penduduk asli
setempat, dan
mereka yakin akan
eksistensi “Perahu Nuh”, oleh
karena itu selama
berabad-abad,
mereka tidak pernah
bersedia
menceritakan tentang
misteri yang
berhubungan dengan
gunung-gunung itu
kepada orang luar.
Kalau mereka berhasil
mendekati apa yang
diduga sebagai
struktur raksasa
setinggi 45 kaki, lebar
75 kaki dan
panjangnya sampai
450 kaki yang sempat
tersingkap akibat
gelombang panas
dahsyat yang
melanda Eropa pada
musim panas yang
baru lalu, itu berarti
akan memperkuat
dugaan sebelumnya.
Sebagian besar
anggota tim
penyelidik
mengatakan, bahwa
bagi mereka yang
memahami kitab Injil,
jika keberadaan
“ Perahu Nuh”
benar-benar terbukti,
maka itu akan
menjadi simbol
legendaris sepanjang
sejarah manusia, dan
menjadi sebuah rekor
perkembangan
evolusi manusia.
Seperti diketahui
kisah Nuh dan
perahunya yang
selamat dalam banjir
besar tercantum
dalam Alkitab dan Al-
Qur ’an.
Penemuan Awal
Sebenarnya,
pencarian terhadap
perahu Nuh
sudah cukup lama
dilakukan. Setahun
setelah terjadi gempa
bumi dan letusan
gunung berapi
dahsyat pada 2 Mei
1883 yang telah
memorak-
porandakan kampung
di kaki gunung Ararat,
kerajaan Turki
mengirim tim
ekspedisi untuk
melihat akibat yang
ditimbulkannya.
Kapten Gayscoyne,
duta Inggris di
Istambul, turut dalam
ekspedisi itu. Saat itu
mereka melihat
“ Perahu Nuh”.
Bukan itu saja,
mereka juga dapat
masuk dan mengukur
perahu purba itu.
Namun mereka tidak
dapat mengukur
dengan tepat dan
lengkap karena
sebagian darinya
diselimuti es dan
hanya 20 hingga 30
kaki saja yang
menjulur keluar.
Diketahui perahu itu
dibuat dari balok
kayu yang sudah
tidak tumbuh lagi di
bumi.
Menindaklanjuti
temuan itu, pada
1917, Kaisar Rusia
Tsar Nicholas II telah
mengirim 150 orang
pakar dari berbagai
bidang dan tentara
untuk mencari dan
menyelidiki perahu Nuh. Setelah
sebulan, tim ekspedisi
itu baru sampai ke
puncak Ararat. Segala
kesukaran telah
berhasil mereka
lewati, dan akhirnya
menemukan perahu
Nuh tersebut. Dalam
keadaan terkagum,
mereka mengambil
gambar sebanyak
mungkin. Mereka
mencoba mengukur
panjang perahu Nuh
dan didapati
berukuran panjang
500 kaki, lebar 83
kaki dan tinggi 50
kaki, sebagian lainnya
tenggelam di dalam
salju.
Hasil dari perjalanan
itu dibawa pulang
dan mau diserahkan
kepada Tsar,
malangnya sebelum
sempat melaporkan
temuan itu ke tangan
kaisar, Revolusi
Bolshevik Komunis
(1917) meletus.
Laporan itu akhirnya
jatuh ke tangan
Jenderal Leon
Trotsky. Sehingga
sampai sekarang
masih belum
diketahui, apakah
laporan itu masih
disimpan atau
dimusnahkan.
Pada 1949, pilot Rusia
Lotskovitsky juga
mengambil foto
“ Perahu Nuh”.
Foto tersebut
menunjukkan sebuah
bintik gelap yang
samar-samar tampak
di bawah lapisan es
yang tebal di puncak
gunung, karena itu
tidak sedikit ahli yang
curiga bahwa itulah
perahu Nuh.
Tahun 1957,
beberapa pilot
Angkatan Udara Turki
sempat menyelidiki
puncak Ararat, dan
mendapati obyek di
Provinsi Agri
menunjukkan bentuk
sebuah perahu.
Namun, karena
perang dingin Uni
Soviet vs. AS,
penemuan itu tidak
ditindaklanjuti dengan
alasan “mencegah
mata-mata AS
mendekat ”, Uni
Soviet melarang
pesawat setiap negara
memasuki di sekitar
pegunungan Ararat.
Larangan itu baru
dicabut pada 1982,
dan sejak itu berbagai
tim ekspedisi mulai
berdatangan lagi,
namun tidak ada
yang mampu
membuktikan.
Ada juga cerita tragis
pada 1960-an.
Seorang pengusaha
minyak menumpang
helikopter di bagian
utara gunung Ararat
untuk urusan bisnis.
Tiba-tiba ia terkejut
melihat satu kotak
besar yang panjang
menyerupai perahu.
Ia kemudian
menyuruh pilotnya
mendekati obyek itu
untuk mengambil
beberapa gambar.
Dengan rasa bangga,
ia memperlihatkan
gambar-gambar yang
telah diambilnya itu
pada semua rekan-
rekannya di Timur
Tengah dan Amerika.
Pada saat yang sama
ia mencoba mencari
bantuan dana untuk
menjalankan ekspedisi
mencari “Perahu Nabi
Nuh”. Karena tidak
mendapat dana, ia
kecewa dan akhirnya
pergi ke British
Guyana membuka
tambang minyak.
Pada 27 Desember
1962, pengusaha itu
ditemukan mati
dibunuh dengan
keadaan tubuh
terapung di kolam
renang hotel. Dalam
laporan pada polisi,
seorang kawan
baiknya mengatakan
bahwa lemari tempat
menyimpan semua
foto “Perahu Nabi
Nuh” telah digeledah
orang 10 hari
sebelum kejadian.
Gambar perahu Nuh
telah hilang. Kawan-
kawan baik
pengusaha itu
mengaku bahwa
mereka telah melihat
foto hitam putih
"Perahu Nabi Nuh"
yang berukuran 8 x
10 inci. Dan tidak
menolak
kemungkinan ia
dibunuh karena foto
tersebut.
Baru kemudian pada
1995, analis gambar
satelit Amerika Bolsey
Taylor mulai
memperhatikan
obyek misterius yang
disebut “keajaiban
gunung Ararat” itu. Ia
menghabiskan
beberapa tahun
lamanya,
mengumpulkan
sejumlah besar
gambar dari satelit,
dan mengklasifikasi
foto satelit tersebut,
akhirnya didapati,
bahwa itu adalah
sebuah benda raksasa
yang panjangnya 180
meter. Namun,
mereka juga tidak
tahu persis benda apa
sebenarnya,
menurutnya bisa saja
itu merupakan
benteng kuno Turki,
atau mungkin
reruntuhan sebuah
pesawat, dan
kemungkinan juga itu
adalah “Perahu Nabi
Nuh”.
Hingga akhirnya
Porcher Taylor, ahli
satelit mata-mata,
merasa terpanggil
untuk ikut mencari
kapal Nuh tersebut.
Taylor adalah lulusan
Akademi Militer West
Point AS yang khusus
sejak lama mendalami
bidang satelit mata-
mata. Sejak sembilan
tahun lalu rupanya
sudah mulai meneliti
keanehan yang terjadi
di sekitar gunung
Ararat Turki ketika ia
bertugas memata-
matai negara-negara
yang berbatasan
dengan Uni Soviet .
Taylor sekarang
bekerja sama dengan
perusahaan satelit
pengintai komersial
Quick Bird, dan mulai
lagi melakukan
pemotretan di sekitar
gunung Ararat.
Sayangnya, foto yang
diambil sekarang
masih kurang detail
karena dari beberapa
pengambilan gambar
di sekitar gunung
tersebut terlalu
mendung. Setidaknya
usaha Taylor menjadi
sebuah harapan besar
umat manusia
menemukan salah
satu kebesaran Tuhan
yang hilang.
Sekitar tiga tahun
lalu, seperti ditulis G.
Joseph, arkeolog Ron
Wyatt dan David
Fasold menyatakan
telah menemukan
pendaratan “Perahu
Nabi Nuh”. Penemuan
ini menyatakan juga
bahwa jejak itu tidak
berada di puncak
Ararat tetapi sekitar
20 mil dari puncak
Ararat, dekat sisi dari
Turki dan Iran. Tetapi
mereka percaya
bahwa pasti benar
apa yang dikatakan
Alkitab bahwa
bahtera Nuh
mendarat di puncak
Ararat. Pergeseran
tanah selama ribuan
tahun, gempa bumi,
adanya gunung baru,
dapat mengakibatkan
bergesernya lokasi
pendaratan tersebut
dari puncak gunung
Ararat ke posisi
sekarang.
Lihat gambar berikut,
adalah penandaan
yang dilakukan oleh
para arkelog. Karena
dengan mata
telanjang, tanda
tersebut sama sekali
tidak akan tampak.
Penandaan tersebut
diambil dari sebuah
radar khusus untuk
mengidentifikasikan
struktur tanah yang
membentuk suatu
obyek. Pengukuran
obyek yang ditandai
mempunyai altitude
7.546 kaki.
Panjangnya, 558 kaki,
dan lebarnya 148
kaki. Ukuran tersebut
hampir tepat seperti
dalam Alkitab di
mana Allah
memerintahkan Nuh
untuk membuat suatu
perahu yang besar. Di
sekitar obyek
tersebut, juga
ditemukan oleh Ron
Wyatt sebuah batu
besar dengan lubang
pahatan.
Mereka percaya
bahwa batu tersebut
adalah “drogue-
stones”, di mana
pada zaman dahulu
biasanya dipakai pada
bagian belakang
perahu besar untuk
menstabilkan perahu.
Radar dan peralatan
mereka menemukan
sesuatu yang tidak
lazim pada level “iron
oxide” atau seperti
molekul baja.
Struktur baja tersebut
setelah dilakukan
penelitian bahwa jenis
“ vessel” ini telah
berumur lebih dari
100.000 tahun, dan
terbukti bahwa
struktur dibuat oleh
tangan manusia.
Mereka percaya
bahwa itu adalah
jejak pendaratan
perahu Nuh.
Peninggalan
prasejarah yang
berharga itu bukan
saja menarik minat
para peneliti sejarah
malah pihak intelijen
seperti CIA/KGB pun
pernah mencoba
menyelidikinya. Pihak
CIA telah
menggunakan satelit
dan pesawat Stealth
untuk mengambil
gambar obyek yang
diduga perahu Nuh
itu. Gambar-gambar
itu telah menjadi
“ rahasia besar” dan
disimpan rapi dengan
penjagaan yang
sangat ketat bersama
dengan “rahasia-
rahasia” penting
lainnya di Pentagon.
Sumber :
erabaru.or.id

1 comment:

  1. berarti masih tetap menjadi misteri ya, semoga bisa cepat terungkap. biar terang benderang semuanya

    ReplyDelete

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.