Sunday 17 April 2011

Tutur (Tegur sapa) Suku Batak 2

Paratur ni parhundulon
berarti posisi duduk, ini
adalah salah satu istilah
dalam ritual adat Batak,
yang kemudian
dimaknakan dalam
kehidupan sehari-hari.
Posisi duduk dalam suatu
acara adat Batak sangat
penting, karena itu akan
mencerminkan unsur-
unsur penghormatan
kepada pihak-pihak
tertentu.
Karena yang menulis
sumber-sumber bacaan
ini, termasuk saya,
kesemuanya laki-laki,
maka ada baiknya kita
memposisikan diri sebagai
pihak laki-laki, agar
nantinya mudah
memahami berbagai
struktur partuturon yang
saya dan kita semua tahu,
sangat rumit. Kepada ito-
ito yang mungkin akan
kebingungan, cobalah
membayangkan seolah
ito-ito semua adalah laki-
laki dalam keluarga. Di
akhir bacaan nanti,
diharapkan pembaca bisa
memahami posisinya
masing-masing, dan juga
posisi orang-orang di
sekeliling kita tercinta.
Dalam kehidupan orang
Batak sehari-hari,
kekerabatan (partuturon )
adalah kunci pelaksanaan
dari falsafah hidupnya,
Boraspati ( baca boraspati
di artikel saya selanjutnya,
ini digambarkan dengan
dua ekor cecak/cicak,
saling berhadapan, yang
menempel di kiri-kanan
Ruma Gorga/Sopo/Rumah
Batak ). Kekerabatan itu
pula yang menjadi
semacam tonggak agung
untuk mempersatukan
hubungan darah,
menentukan sikap kita
untuk memperlakukan
orang lain dengan baik
( nice attitude ).
Kita selaku orang Batak
berbudaya sudah
menanamkan ini sejak
dulu kala, kita tentu
masih ingat petuah nenek
moyang kita, seperti :
- Jolo tiniptip sanggar,
laho bahen huruhuruan,
jolo sinungkun marga, asa
binoto partuturan ‘
- Hau antaladan,
parasaran ni binsusur, sai
tiur do pardalanan molo
sai denggan iba martutur
Ada tiga bagian
kekerabatan, dinamakan ”
Dalihan Na Tolu
” ( Dalihan Na Tolu juga
akan saya tuliskan
lengkap pada kesempatan
mendatang ). Adapun isi :
1. Manat mardongan tubu
= hati-hati bersikap
terhadap dongan tubu
2. Elek marboru =
memperlakukan semua
perempuan dengan kasih
3. Somba marhulahula =
menghormati pihak
keluarga perempuan
Yang dimaksud dengan
dongan tubu
( sabutuha ) :
1. Dongan sa-ama ni
suhut = saudara kandung
2. Paidua ni suhut ( ama
martinodohon ) =
keturunan Bapatua/
Amanguda
3. Hahaanggi ni suhut /
dongan tubu ( ompu
martinodohon ) = se-
marga, se-kampung
4. Bagian panamboli
( panungkun ) ni suhut =
kerabat jauh
5. Dongan sa-marga ni
suhut = satu marga
6. Dongan sa-ina ni suhut
= saudara beda ibu
7. Dongan sapadan ni
marga ( pulik marga ),
mis : Tambunan dengan
Tampubolon
( Padanmarga akan saya
tuliskan juga nanti,
lengkap dengan ‘Padan na
buruk’ =sumpah mistis
jaman dulu yang
menyebabkan beberapa
marga berselisih, hewan
dengan marga , kutukan
yang abadi, dimana hingga
saat ini tetap ada tak
berkesudahan )
Kata-kata bijak dalam
berhubungan dengan
dongan sabutuha :
- Manat ma ho
mardongan sabutuha,
molo naeng sangap ho
- Tampulon aek do na
mardongan sabutuha
- Tali papaut tali
panggongan, tung taripas
laut sai tinanda do rupa ni
dongan
Yang dimaksud dengan
boru :
1. Iboto dongan sa-ama ni
suhut = ito kandung kita
2. Boru tubu ni suhut =
puteri kandung kita
3. Namboru ni suhut
4. Boru ni ampuan, i ma
naro sian na asing jala
jinalo niampuan di huta ni
iba = perempuan
pendatang yang sudah
diterima dengan baik di
kampung kita.
5. Boru na gojong = ito,
puteri dari Amangtua/
Amanguda ataupun Ito
jauh dari pihak ompung
yang se-kampung pula
dengan pihak hulahula
6. Ibebere/Imbebere =
keponakan perempuan
7. Boru ni dongan sa-ina
dohot dongan sa-
parpadanan = ito dari satu
garis tarombo dan
perempuan dari marga
parpadanan ( sumpah ).
8. Parumaen/maen =
perempuan yang dinikahi
putera kita, dan juga isteri
dari semua laki-laki
yang memanggil kita
‘ Amang’ .
Kata-kata bijak dalam
berhubungan dengan
boru :
- Elek ma ho marboru,
molo naeng ho sonang
- Bungkulan do boru
( sibahen pardomuan )
- Durung do boru
tomburon hulahula,
sipanumpahi do boru
tongtong di hulahula
- Unduk marmeme anak,
laos unduk do marmeme
boru = kasih sayang yang
sama terhadap
putera dan puteri
- Tinallik landorung
bontar gotana, dos do
anak dohot boru nang pe
pulikpulik margana
Kata-kata bijak perihal
bere :
Amak do rere anak do
bere, dangka do dupang
ama do tulang
Hot pe jabu i sai tong do i
margulanggulang, tung
sian dia pe mangalap boru
bere i sai hot do i
boru ni tulang
Yang dimaksud dengan
hulahula :
- Tunggane dohot simatua
= lae kita dan mertua
- Tulang
- Bona Tulang = tulang
dari persaudaraan
ompung
- Bona ni ari = hulahula
dari Bapak ompung kita .
Pokoknya, semua
hulahula yang posisinya
sudah jauh di atas,
dinamai Bona ni ari.
- Tulang rorobot = tulang
dari lae/isteri kita, tulang
dari nantulang kita, tulang
dari ompung
boru lae kita dan
keturunannya. Boru dari
tulang rorobot tidak bisa
kita nikahi, merekalah
Yang disebut dengan
inang bao.
- Seluruh hulahula dongan
sabutuha, menjadi
hulahula kita juga.
Kata-kata bijak penuntun
hubungan kita dengan
hulahula :
- Sigaiton lailai do na
marhulahula, artinya ;
sebagaimana kalau kita
ingin menentukan jenis
kelamin
ayam (jantan/betina ), kita
terlebih dulu menyingkap
lailai-nya dengan ati-hati,
begitu pula terhadap
hulahula,
kita harus terlebih dulu
mengetahui sifat-sifat dan
tabiat mereka, supaya kita
bisa berbuat hal-hal
yang menyenangkan
hatinya.
- Na mandanggurhon tu
dolok do iba mangalehon
tu hulahula, artinya ; kita
akan mendapat
berkat yang melimpah
dari Tuhan, kalau kita
berperilaku baik terhadap
hulahula.
- Hulahula i do debata na
tarida
- Hulahula i do mula ni
mata ni ari na binsar.
Artinya, bagi orang Batak,
anak dan boru adalah
matahari ( mata ni ari ).
Kita menikahi puteri dari
hulahula yang kelak akan
memberi kita
hamoraon, hagabeon,
hasangapon, yaitu putera
dan puteri (hamoraon,
hagabeon, hasangapon
yang hakiki bagi orang
Batak bukanlah materi,
tetapi
keturunan,selengkapnya
baca di ‘Ruma Gorga’ )
- Obuk do jambulan na
nidandan baen samara,
pasupasu na mardongan
tangiang ni hulahula do
mambahen
marsundutsundut so ada
mara
- Nidurung Situma laos
dapot Porapora, pasupasu
ni hulahula mambahen
pogos gabe mamora
Nama-nama partuturon
dan bagaimana kita
memanggilnya ( ini versi
asli, kalau ternyata
Dalam masa sekarang kita
salah menggunakannya,
segeralah perbaiki ) (sekali
lagi, kita
semua memposisikan diri
kita sebagai laki-laki )
A. Dalam keluarga satu
generasi :
(1) Amang/Among :
kepada bapak kandung
(2) Amangtua : kepada
abang kandung bapak
kita, maupun par-abangon
bapak dari dongan
sabutuha, parparibanon.
Namun kita bisa juga
memanggil ‘Amang’ saja
Amanguda : kepada adik
dari bapak kita, maupun
par-adekon bapak dari
dongan sabutuha,
parparibanon. Namun bisa
juga kita cukup
memanggilnya dengan
sebutan “Amang’ atau
‘Uda’
(4) Haha/Angkang :
kepada abang kandung
kita, dan semua par-
abangon baik dari
amangtua,
dari marga
Anggi : kepada adik
kandung kita, maupun
seluruh putera amanguda,
dan semua laki-laki
yang marganya lebih
muda dari marga kita
dalam tarombo. Untuk
perempuan yang kita
cintai, kita juga bisa
memanggilnya dengan
sebutan ini atau bisa juga
‘ Anggia’
(6) Hahadoli : atau
‘ Angkangdoli’, ditujukan
kepada semua laki-laki
keturunan dari ompu yang
tumodohon ( mem-per-
adik kan ) ompung kita
Anggidoli : kepada semua
laki-laki yang merupakan
keturunan dari ompu yang
ditinodohon
(di-per-adik kan) ompung
kita, sampai kepada tujuh
generasi sebelumnya.
Uniknya, dalam acara
ritual adat, panggilan ini
bisa langsung digunakan
( tidak perlu
memakai Hata Pantun
atau JagarJagar ni hata)
Ompung : kepada kakek
kandung kita.
Sederhananya, semua
orang yang kita panggil
dengan sebutan ‘Amang’,
maka bapak-bapak
mereka adalah ‘Ompung’
kita. Ompung juga
merupakan panggilan
untuk datu/dukun, tabib/
Namalo.
(9) Amang mangulahi :
kepada bapak dari
ompung kita. Kita
memanggilnya ‘Amang’
(10) Ompung mangulahi:
kepada ompung dari
ompung kita
(11) Inang/Inong : kepada
ibu kandung kita
(12) Inangtua : kepada
isteri dari semua bapatua/
amangtua
(13) Inanguda : kepada
isteri dari semua bapauda/
amanguda
(14) Angkangboru :
kepada semua perempuan
yang posisinya sama
seperti ‘angkang’
(15) Anggiboru : kepada
adik kandung. Kita
memanggilnya dengan
sebutan ‘Inang’
(16) Ompungboru : lihat
ke atas
(17) Ompungboru
mangulahi : lihat ke atas
(Note : sampai disini,
kalau masih bingung, mari
minum-minum kopi
sambil majan B1 or B2 ,
atau minum-minum jus)
B. Dalam hubungan par-
hulahula on
(a) Simatua doli : kepada
bapak, bapatua, dan
bapauda dari isteri kita.
Kita memangilnya
dengan epada ‘Amang’
(b) Simatua kepada ibu,
inangtua, dan inanguda
dari isteri kita. Kita cukup
memangilnya ‘Inang’.
(c) Tunggane : disebut
juga ‘Lae’, yakni epada
semua ito dari isteri kita
(d) Tulang na poso :
kepada putera tunggane
kita, dan cukup dipangil
‘ Tulang’
(e) Nantulang na poso :
kepada puteri tunggane
kita, cukup dipanggil
‘ Nantulang’
(f) Tulang : kepada ito ibu
kita
(g) Nantulang : kepada
isteri tulang kita
(h) Ompung bao : kepada
orangtua ibu kita, cukup
dipanggil ‘Ompung’
(i) Tulang rorobot :
kepada tulang ibu kita
dan tulang isteri mereka,
juga kepada semua
hulahula dari hulahula
kita (amangoi …borat na i )
(j) Bonatulang/Bonahula :
kepada semua hulahula
dari yang kita panggil
‘ Ompung’
(k) Bona ni ari : kepada
hulahula dari ompung dari
semua yang kita panggil
‘ Amang’, dan
generasi di atasnya
C. Dalam hubungan par-
boru on
(1) Hela : kepada laki-laki
yang menikahi puteri kita,
juga kepada semua laki-
laki yang
menikahi puteri dari
abang/adik kita. Kita
memanggilnya
‘ Amanghela’
(2) Lae : kepada amang,
amangtua, dan amanguda
dari hela kita. Juga kepada
laki-laki yang
menikahi ito kandung kita
(3) Ito : kepada inang,
inangtua, dan inanguda
dari hela kita
(4) Amangboru : kepada
laki-laki ( juga abang/adik
nya) yang menikahi ito
bapak kita
(5) Namboru : kepada
isteri amangboru kita
(6) Lae : kepada putera
dari amangboru kita
(7) Ito : kepada puteri dari
amangboru kita
(8) Lae : kepada bapak
dari amangboru kita
(9) Ito : kepada ibu/inang
dari amangboru kita
(10) Bere : kepada abang/
adik juga ito dari hela kita
(11) Bere : kepada putera
dan puteri dari ito kita
(12) Bere : kepada ito dari
amangboru kita
Alus ni tutur tu panjouhon
ni partuturan na tu ibana
( hubungan sebutan
kekerabatan timbal balik )
Kalau kita laki-laki dan
memanggil seseorang
dengan : Orang itu akan
memanggil kita:
· amang, amangtua VS
amanguda amang
· inang, inangtua VS
inanguda amang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut =
dari pihak laki-laki) VS
anggi(a)
· ompungboru ( suhut )
VS anggi(a)
· ompungdoli ( bao = dari
pihak perempuan ) VS lae
· ompungboru ( bao ) VS
amangbao
· inang ( anggiboru ) VS
amang
· anggia VS angkang
· anggia ( pahompu ) VS
ompung
· inang ( bao ) VS amang
· inang ( parumaen ) VS
amang
· amang ( simatua ) VS
amanghela
· inang ( simatua ) VS
amanghela
· tunggane VS lae
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· tulang na poso VS
amangboru
· nantulang na poso VS
amangboru
· bere VS tulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS
amangboru
· amang ( na mambuat
maen ni iba ) VS amang
Kalau kita perempuan dan
memanggil seseorang
dengan : Orang itu akan
Memanggil kita:
· amang, amangtua, VS
amanguda inang
· inang, inangtua, VS
inanguda inang
· angkang VS anggi(a)
· ompungdoli (suhut =
dari pihak laki-laki) VS ito
· ompungboru ( suhut )
VS eda
· ompungdoli ( bao = dari
pihak perempuan ) VS ito
· ompungboru ( bao ) VS
eda
· anggia VS angkang
· inang ( parumaen ) VS
inang
· amang ( simatua ) VS
inang
· inang ( simatua ) VS
inang
· tulang VS bere
· nantulang VS bere
· bere VS nantulang
· ito VS ito
· parumaen/maen VS
nanmboru
· amang ( na mambuat
maen ni iba ) VS inang
Beberapa hal yang perlu
di ingat :
- Hanya laki-laki lah yang
mar-lae, mar-tunggane,
mar-tulang na poso dohot
nantulang naposo.
- Hanya perempuan lah
yang mar-eda, mar-amang
na poso dohot inang na
poso .
Ada lagi istilah
LEBANLEBAN TUTUR,
artinya pelanggaran adat
yang dimaafkan. Misalnya
begini : saya punya bere,
perempuan, menikah
dengan laki-laki, putera
dari dongan sabutuha
saya.
Nah, seharusnya, si bere
itu memanggil saya
‘ Amang’ karena
pernikahan itu
meletakkan posisi saya
menjadi mertua/simatua,
dan laki-laki itu harus
memanggil saya ‘Tulang
rorobot’ karena
perempuan yang dia
nikahi adalah bere saya.
Tapi tidaklah demikian
halnya.
Partuturon karena
keturunan lebih kuat
daripada partuturon apa
pun, sehingga si bere
harus tetap
panggil saya ‘Tulang’ dan
si laki-laki harus tetap
memanggil saya ‘Bapatua/
bapauda’
sian sumber : http://
www.sirajabatak.com/
Partuturanni%20halak
%20batak.htm
sekitar 6 bulan yang lalu ·
Laporkan
PARTUTURAN NI HALAK
BATAK
Kembali ke Punguan Toga
Gultom
Akun
Facebook © 2011 ·

No comments:

Post a Comment

Jika mau memberi tanggapan/komentar, di mohon dengan tulisan dan bahasa yang sopan dengan identitas yang jelas, jika identitas tidak jelas tidak akan ditanggapi.